Suara.com - Film Dirty Vote karya Dhandy Dwi Laksono yang sempat viral saat masa tenang sebelum pemungutan suara Pemilu 2024 hingga kini telah ditonton hingga 9,8 juta kali.
Video berdurasi hampir dua jam itu pertama kali diunggah di kanal YouTube pada 11 Februari 2024, tiga hari sebelum pemungutan suara.
“Bagaimana Desain Kecurangan Pemilu 2024 Dirancang. Tiga Ahli Hukum Tata Negara mengungkap desain kecurangan Pemilu 2024,” bunyi deskripsi dari video.
Dalam masa-masa jaya film tersebut, laman Social Blade sempat memperkirakan bahwa penghasilannya dapat mencapai antara US$1.700-26.900 dalam sebulan, atau kurang lebih setara dengan Rp26,7 juta sampai Rp422 juta.
Sementara untuk penghasilan dalam satu tahun, film tersebut dapat meraup untung sebesar US$20.200-322.500 dalam setahun, atau setara dengan Rp316,9 juta sampai Rp5,1 miliar.
Keberhasilan itu pun sempat menjadi headline berita hingga mendapat perhatian dari Dhandy Laksono.
"Bari tahu pernah ada berita ini. Alhamdulillah, Puji Tuhan. Bisa buat borong takjil," ucap Dhandy Laksono dalam unggahan Instagram-nya pada Sabtu (23/3/2024).
Dalam postingan tersebut, Dhandy Laksono mengunggah berita dengan judul "Menaksir Penghasilan Film Dirty Vote: Ditonton 8 Juta Kali, Konon Tembus Rp 5 Miliar Lebih".
Namun sayangnya, film Dirty Vote sebenarnya tidak dimonetisasi. Artinya, pembuat film sama sekali tidak mendapatkan keuntungan dari YouTube.
Hal itu sempat diungkap oleh salah satu aktor utama dalam film Dirty Vote, Zainal Arifin Mochtar.
"Tak ada monetisasi dalam semua tampilan film ini di Youtube," kata Zainal Arifin dalam akun Instagram-nya pada 11 Februari 2024.
Selain itu, biaya pembuatan dari film tersebut juga hasil patungan dari crowd funding, sumbangan individu, dan lembaga.