Suara.com - Tsania Marwa merasa sedih belum pernah menjalani momen puasa Ramadan bersama kedua anaknya, Syarif dan Shabira.
Sudah tujuh sejak Tsania Marwa dipisahkan secara paksa dari anak-anaknya oleh mantan suaminya, Atalarik Syah.
Sejak itu pula Tsania Marwa tak punya kebebasan untuk bertemu dan berkomunikasi langsung dengan Syarif dan Shabira. Ibu dua anak itu hanya bisa menemui anak-anaknya di sekolah.
"Seperti yang saya bilang saya cuma bisa bertemu anak di sekolah, itupun terbatas banget, ngobrol pun hitungan menit karena mereka belajar ya," kata Tsania Marwa saat ditemui di gedung Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Senin (18/3/2024).
![Tsania Marwa hadir sebagai saksi sidang Mahkamah Konstitusi kasus perebutan hak asuh anak, Senin (18/3/2024). [Suara.com/Tiara Rosana]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/03/18/12676-tsania-marwa.jpg)
Tsania Marwa tak menampik dia merasa sedih tak bisa menyaksikan setiap tumbuh kembang anak-anaknya. Bahkan untuk berpuasa Ramadan bersama pun Tsania belum pernah.
"Jadi kalau ketemu belum, saya belum tahu kapan karena dengan segala keterbatasan yg ada," ujar Tsania Marwa.
"Kadang-kadang sedih juga Ramadan gini pengin sahur bareng, anak-anak mulai gede, buka bareng, ngajarin puasa, terawih, rutinitas sehari-hari tapi bermakna banget untuk kedekatan orangtua dengan anak yang saat ini saya nggak bisa miliki," tuturnya menyambung.
Selain belum pernah puasa bersama, Tsania Marwa juga sempat bercerita bahwa hadiah yang dia kirim untuk Syarif ditolak dengan alasan harus ditukar dengan paspor anak-anaknya.
"Tiap tahun saya kasih mainan, lego, baju nah yang saya kasih playstation karena Syarif suka main playstation. Ketika saya kasih, saya antar ke rumahnya tapi kan saya nggak boleh masuk, jadi saya ke depan rumahnya kasih yang jaga rumah," terang Tsania.
"Habis itu dibalikin lewat sekolah dengan alasan kalau saya kasih PS5 ke anak saya, saya harus kasih paspor anak saya, jadi barter," imbuhnya.