Suara.com - Kabar yang kurang menyenangkan datang dari Kahiyang Ayu. Adik dari Gibran Rakabuming ini mendapatkan protes di platform X.
Protes tersebut datang dari Jhon Sitorus. Jhon mengkritisi soal Kahiyang Ayu yang ditetapkan menjadi Tokoh Nasional Padang Sidempuan baru-baru ini.
Menurut Jhon Sitorus, Kahiyang dinilai tidak memiliki jejak partisipasi apalagi karya yang sesuai dengan kriteria untuk tokoh nasional. Ditambah dengan tidak adanya kontribusi serta gagasan yang bisa menjadi bukti.
"(Kahiyang Ayu) tanpa rekam jejak partisipasi, tanpa karya, tanpa kontribusi, tanpa ide, pikiran dan gagasan, tiba-tiba bisa jadi tokoh nasional," tulis Jhon Sitorus, dilansir pada Senin (18/3/2024).
Baca Juga: 5 OOTD Kahiyang Ayu yang Punya Banyak Koleksi Sepatu Keluaran Brand Spanyol, Mewah dan Elegan!
"Pikirannya apa? Gagasannya apa? Karyanya apa? Pengaruhnya (Kahiyang) selama hidup atas dirinya sendiri apa? Nggak ada yang tahu," tambahnya.
Berkaitan dengan kritikan ini, beragam hal mengenai dirinya pun diperbincangkan. Salah satunya adalah soal riwayat pendidikan Kahiyang Ayu.
Ditelusuri dengan lebih lanjut, Kahiyang Ayu memiliki riwayat pendidikan yang cukup menarik. Istri dari Bobby Nasution ini melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi selulus SMA.
Saat itu, pilihan jatuh ke salah satu universitas yang ada di Solo, yaitu Universitas Sebelas Maret (UNS). Untuk jurusan, Kahiyang memilih Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan di Fakultas Pertanian. Kahiyang Ayu lulus dengan IPK sekitar 3.12
Judul skripsi Kahiyang Ayu saat itu adalah Kajian Sifat Sensori dan Fungsional Cake Ubi Jalar Dengan Berbagai Variasi Bahan Baku. Skripsi tersebut mengantarkannya ke gelar S.T.P.
Baca Juga: Tak Kalah Mewah dari Jan Ethes, Baju Sekolah Anak Kahiyang Ayu Tembus Rp11,8 Juta
Meski begitu, Kahiyang Ayu tidak menyerah begitu saja. Keinginan serta semangatnya untuk terus belajar semakin meningkat.
Kahiyang Ayu kemudian kembali berkuliah bersama suaminya, Bobby Nasution.
Keduanya sama-sama memilih kuliah di Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor. Saat itu, Kahiyang menyelesaikan studinya selama 23 bulan.
Judul tesisnya adalah Analisis Strategi dan Daya Saing Perkebunan Tebu (Studi Kasus PTPN X Surabaya). Tesis itu mengatarkannya kepada predikat yang lebih baik.
Konon, ibu dua anak ini berhasil meraih predikat cumlaude dengan IPK 3,90. Ia berhasil meraih gelar Magister Manajemen pada 2019.