Suara.com - Latar belakang keluarga Dian Sastro ikut disorot buntut pernyataannya di podcast Denny Sumargo baru-baru ini. Podcast tersebut dibagikan pada Kamis (14/3/2024) pekan lalu.
Melalui podcast tersebut, Dian Sastro bercerita soal perjalanan spiritualnya. Wanita berusia 41 tahun ini ternyata seorang mualaf.
Tidak hanya itu, Dian Sastro dibesarkan dalam keluarga dengan agama yang berbeda. Baik Ayah maupun Ibunya pun bukan orang Islam.
Ayah dari Dian Sastro, Ariawan Rusdianto Sastrowardoyo adalah seorang penganut Buddha. Sementara ibunya, Dewi Parwati Setyorini adalah seorang Katolik.
Baca Juga: Pernah Dipuji, Dian Sastro Malah Sebut Sosok Rocky Gerung Sebagai Mimpi Buruk
Meski begitu, ada satu sosok penting dalam keluarga Dian Satro yang beragama Islam. Siapakah sosok tersebut? Simak selengkapnya di sini.
Ditelusuri lebih lanjut pada Senin (18/3/2024), sosok yang beragama Islam dalam keluarga Dian Sastro adalah kakeknya. Tepatnya, kakek dari sang Ayah, Sunario Sastrowardoyo.
Konon, Sunario Sastrowardoyo ini sempat membesarkan Ayah dari Dian Sastro dalam agama Islam. Sebelum akhirnya memutuskan pindah ke Buddha.
"Bokap gue juga dibesarinnya itu Islam, Jawa-Islam, terus dia di SMP umur 13 tahun dia cari dan akhirnya menemukan jalannya di Buddha," kata Dian Sastro.
Sementara itu, sosok kakek dari Dian Sastro ini memang bukan orang sembarangan. Ia dikenal sebagai salah satu pahlawan di Indonesia.
Baca Juga: Punya Dosen Rocky Gerung, Dian Sastro Akui Sering Mimpi Buruk: Aduh Galak Banget
Sunario Sastrowardoyo pernah menjabat sebagai pengurus Perhimpunan Indonesia di Belanda. Ia juga menjadi tokoh penting dalam dua peristiwa, yaitu Manifesto 1925 dan Konggres Pemuda II.
Deretan prestasi dan pencapaian kakek Dian Sastro sebagai tokoh pergerakan nasional ini memang tidak main-main. Namun hanya sedikit yang membahas mengenai kiprahnya dalam agama Islam.
Selama hidupnya, kakek Dian Sastro pernah memiliki jabatan penting di universitas berbasis Islam. Ia pernah menjadi Rektor IAIN Al-Jami'ah Al-Islamiyah Al-Hukumiyah (1960-1972) (1960-1972).
Pada masanya, universitas ini merupakan salah satu perguruan tinggi yang penting. Sebelum akhirnya menjadi cikal bakal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta serta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kehidupan pribadi dari Sunario Sastrowardoyo ini juga tidak kalah menarik. Meski beragama Islam, Sunario menikahi seorang wanita beragama Protestan.
Istrinya bernama Dina Marananta Pantouw atau Dien Pantouw, seorang gadis Minahasa. Keduanya bertemu saat mereka menghadiri acara Kongres Pemuda 1928.