Suara.com - Film komedi horor Agak Laen berhasil tembus 8,2 juta penonton dalam kurun waktu 32 hari penayangan. Kesuksesan tersebut menjadikan film garapan Imajinari ini sebagai film terlaris kedua sepanjang masa.
Meski begitu, film Agak Laen sempat memicu kontroversi karena dianggap ableist atau ableisme, suatu prasangka atau perlakuan diskriminasi terhadap orang disabilitas.
Pasalnya, di dalam film tersebut ada karakter yang dibuat bisu bernama Obet, yang dinilai menjadi bahan lelucon.
Menanggapi hal itu, komika Sadana Agung sebagai sosok yang memainkan karakter Obet tidak merasa film Agak Laen mempraktikan ableisme.
Baca Juga: 3 Film Komedi Favorit Anak Zaman Dulu di Televisi, Pernah Nonton?
"Sosok Obet ini kan dibangun sebagai karakter yang baik, yang jujur, yang ingin menyuarakan kebenaran," ujar Sadana Agung saat ditemui di acara Joyland Festival Bali, Minggu (3/3/2024).
Selain itu, tokoh lain di dalam film juga diciptakan sebagai karakter yang menerima kondisi Obet. Bahkan, mereka menghargainya.
"Tapi teman-teman di Pasar Malam welcome ke Obet. Bahkan, sosok Bang Jongki (Arie Kriting) ini ketika Obet menjelaskan, dia nggak denial," imbunya.
"Dia nggak terus kayak, 'apaan sih Obet', nggak gitu. Dia justru berusaha pengin mendengarkan," sambungnya.
Selain itu, sang sutradara, Muhadkly Acho, juga sangat berhati-hati dalam menulis naskahnya.
Baca Juga: Abdur Arsyad Ajak Ernest Masuk Islam Bila Film Agak Laen Tembus 10 Juta
Muhadkly Acho juga langsung memotong adegan bila ada guyonan yang dinilai mengolok kondisi Obet.
"Bang Acho ini sungguh hati-hati dalam menulis script-nya. Script-nya udah solid. Bang Acho udah strict sama script-nya," lanjutnya.
Sadana Agung paham dengan permasalahan yang dibahas oleh warganet. Tetapi ia menegaskan bahwa pihak film Agak Laen tidak ingin membuat citra Obet buruk.
"Dari awal kami pun tidak ingin membuat karakter Obet ini buruk. Bahkan, kami ingin membuat bahwa karakter Obet ini punya partisipasi besar dalam kejadian ini," tandasnya.