Suara.com - Kasus bully Geng Tai yang melibatkan siswa Binus School Serpong, Tangerang Selatan, akhirnya dirilis polisi. Termasuk kronologi lengkap terkait kejadian tersebut.
Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alvino Cahyadi mengatakan, korban yang berinisial A mendapat perundungan dari 12 orang di warung dekat Binus School Serpong, Tangerang Selatan pada 2 Februari 2024.
"Para pelaku secara bergantian melakukan kekerasan terhadap Anak Korban dengan dalih 'tradisi' tidak tertulis sebagai tahapan untuk bergabung dalam kelompok atau komunitas," kata AKP Alvino Cahyadi di Polres Metro Tangerang Selatan pada Jumat (1/3/2024).
Usai mendapat penataran tersebut, korban yang tidak terima akhirnya mengadu kepada saudaranya.
Baca Juga: 4 Siswa Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Bully Geng Tai, Sisanya Masuk Daftar ABH
Aduan tersebut ternyata bocor ke telinga Geng Tai. Di mana mereka kemudian melakukan perundungan kembali di 13 Februari 2024.
"Pelaku yang berjumlah enam orang tidak terima dan kembali melakukan tindakan kekerasan kepada Anak Korban," terang AKP Alvino Cahyadi.
Di peristiwa ini lah, korban yang berusia 17 tahun mendapat sundutan korek api. Lebih dari itu, ia juga dipiting di bagian leher.
"(Pelaku) menyundut korek yang sudah dipanaskan ke lengan kiri korban, memiting leher korban, memukul perut korban, dan mendorong badan korban," terang AKP Alvino Cahyadi.
Dari akumulasi kejadian ini, korban melakukan visum. Terungkap ada beberapa luka fisik yang dialami siswa Binus School Serpong Tangerang Selatan ini.
Baca Juga: Polisi Tetapkan 4 Tersangka Kasus Bully di Binus School Serpong, Anak Artis VR Lolos
"Memar dan luka lecet di leher, luka bekas sundutan rokok pada leher bagian belakang dan luka bakar pada lengan tangan kiri," tutur AKP Alvino Cahyadi.
Sayang saat ditanya apakah si korban dengan sukarela masuk dalam jajaran Geng Tai atau dipanggil pelaku, polisi tidak membeberkan secara detail.
Namun sebelum hadirnya rilis polisi ini, teman korban mengatakan, bahwa si korban lah yang sukarela untuk masuk Geng Tai dan sudah mengetahui resikonya.
"Korban memang mau masuk geng itu dan dia tahu resikonya, yaitu ditatar," kata Arin Febriana di kanal YouTube CumiCumi, Rabu (21/2/2024).