Suara.com - Geoffrey Alain Gerald yang merupakan calon menantu mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti putuskan masuk Islam atau mualaf.
Proses pengislaman Geoffrey Alain Gerald dilakukan di Masjid Husnul Khotimah, Bantul, Yogyakarta, Selasa 27/2/2024).
Orang yang membimbing Geoffrey Alain Gerald masuk Islam adalah Ketua Umum Pemimpin Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Menjadi mualaf, Geoffrey Alain Gerald langsung punya keistimewaan. Paling utama, dia bersih dari segala dosa, demikian dilansir dari laman Nu Online.
Baca Juga: Bakal Nikahi Anak Susi Pudjiastuti, Ini Pekerjaan dan Besaran Gaji Geoffrey Alain Gerald
Disebutkan bahwa seorang mualaf bersih dari dosa, baik dosa 'ibadah' maupun berbagai jenis dosa yang lain.
"Itulah Islam, dan itulah kemaha besaran Allah," kata Kiai Muhammad Syukri Rifa’ie saat mengisi pengajian di Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, Jember, pada 2019 lalu.
Menurut Kiai Syukri, semua dosa diampuni Allah SWT, kecuali dosa syirik. Ini berlaku selama orang tersebut sungguh-sungguh dalam bertaubat.
Sementara dosa orang syirik adalah hanya bisa diampuni ketika dia masuk Islam.
"Kalau syirik, taubatnya ya masuk islam (mualaf), dan memenuhi tiga kriteria tadi. Itu ampunan Allah lebih dahsyat lagi, karena semua dosanya langung dibersihkan," ujar Kiai Syukri.
Kiai Syukri lantas menceritakan tentang kisah mualafnya Wahsyi. Wahsyi adalah seorang budak dari golongan kaum musyrik pada zaman Nabi Muhammad yang membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib. Hamzah merupakan paman dari Rasulullah.
"Saya kira tidak ada orang sejahat wahsyi, dia kafir, pembunuh, juga pezina," ujarnya.
Tapi Wahysi dapat ampunan setelah dia masuk Islam. Wahsyi setelah mualaf diibaratkan seperti bayi yang baru dilahirkan, bersih dari segala dosa.
Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam surat Al Anfaal ayat 38. Bunyinya sebagai berikut:
"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, 'jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (ketetapan Allah) terhadap orang-orang dahulu'.
Kemudian ada Surat Az-Zumar ayat 53 yang berbunyi "Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
"Ayat ini turun sebagai jawaban Nabi Muhammad atas keraguan Wahysi untuk untuk bertaubat (masuk Islam)," ujar Kiai Syukri.