
Hal ini sesuai sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, "Dalam urusan hutang, demi Zat yang menggenggam jiwa Muhammad, seandainya seseorang terbunuh di jalan Allah, kemudian hidup lagi, kemudian terbunuh lagi di jalan Allah, kemudian hidup lagi, kemudian terbunuh lagi di jalan Allah, kemudian hidup lagi, tetapi ia memiliki tanggungan hutang, maka ia tidak akan masuk surga sampai melunasi hutangnya."
Allah juga tak akan meridai orang yang berutang namun belum membayarnya, ketika meninggal dunia.
Hal ini terlihat dari sikap Nabi Muhammad SAW ketika mau mensalatkan seorang jenazah. Ketika itu, Nabi Muhammad bertanya, "Apakah sahabat kalian ini memiliki utang?”
Para sahabat menjawab,"Iya."
Nabi Muhammad kemudian bertanya lagi. "Apakah ia meninggalkan sesuatu untuk melunasinya?” Dijawab oleh mereka, “Tidak.”
Dan, Nabi Muhammad berkata, "Shalatkan saja sahabat kalian itu oleh kalian!”
Selepas itu, Ali Bin Abi Thalib berkata, "Biarlah kewajibanku melunasi utangnya."
Nabi Muhammad yang mendengar perkataan Ali kemudian berkenan maju dan mau mensalati jenazah tersebut.
Di alam kubur, Nabi Muhammad juga mengungkap bagaimana gambaran orang yang berutang namun belum melunasinya.
Baca Juga: Peduli dengan Perempuan, Wulan Guritno dan Shaloom Razade Luncurkan Two Generation Tales
Bunyi haditsnya sebagai berikut, "Orang yang memiliki hutang, di alam kuburnya, tangannya terbelenggu. Tidak ada yang dapat melepaskannya hingga hutangnya dilunasi,"