Percakapan Sebelum Tidur Indah Permatasari dan Anak Tuai Sorotan: Suaranya Candu Banget

Suara.com - Indah Permatasari kembali memperlihatkan interaksinya dengan sang buah hati yang baru berusia satu tahun. Percakapan itu diungkap lewat sebuah video yang diunggah ke media sosial.

Untuk kesekian kalinya, istri Arie Kriting tersebut tak menunjukkan wajah anaknya. Kali ini, ia hanya memperdengarkan suara percakapan sederhananya dengan sang anak.

Dalam obrolan itu, terdengar Indah Permatasari tengah mengajarkan anaknya agar nanti setelah berusia 2 tahun tidak lagi minum ASI atau disapih.

"Sekarang kamu umurnya berapa?" ucap Indah.

Baca Juga: Arie Kriting Buat Polling Kandidat yang Bakal Merapat ke Kubu Pemerintah Terpilih, Hasilnya Cak Imin Satu Putaran

"Satu tahun," balas si anak yang terdengar sudah bisa mengucapkan dengan jelas kata itu.

Si anak pun mengiyakan Indah jika nanti di usia 2 tahun tidak akan menyusu ibunya lagi.

Di kolom caption, Indah membeberkan jika dia sedang berusaha mengajarkan anaknya dari dini agar mudah disapih.

Meski dirinya juga belum yakin apakah akan berhasil atau tidak cara ini.

"Dari January udah mulai pelan pelan ngobrol ke adik bayi kalau umur 2 tahun udah gak mimi. Semoga nanti pas nyapihnya bisa baik baik," harapnya.

Baca Juga: Prabowo Menang Hitung Cepat, Arie Kriting Optimis Gibran Tak Alergi Kritik Lewat Stand Up Comedy

Di akhir kata, Indah mengaku sudah terharu meski waktu menyapih masih cukup lama.

"Ngobrol gini aja kok meleleh banget ya," ungkap Indah.

Namun netizen malah dibuat salah fokus menyoroti suara anak Indah dan Arie Kriting.

Hal ini karena di usia yang masih 16 bulan namun pengucapannya sudah sangat jelas.

"Pinternya, usia 1 tahun dah jelas ngomongnya," komentar netizen.

Tak sedikit juga yang candu mendengar suara anak Indah Permatasari, apalagi selama ini belum diperlihatkan wajahnya.

"Gemes suaranya candu apalagi kalo udah diliatin muka gantengnya," komentar netizen.

"Kok suaranya candu ya, “oce” “1 tauunn”, Bernada pula hehehe," kata netizen lain.

Kontributor : Tinwarotul Fatonah