Suara.com - Dede Sunandar menjadi salah satu komedian yang terancam gagal menjadi anggota legislatif. Suara yang diperolehnya pada pemilu pekan lalu ternyata tidak cukup untuk mengantarkannya sebagai wakil rakyat.
Bahkan, berdasarkan perhitungan hasil suara, sang pelawak hanya mendapatkan sepuluh suara saja.
Padahal, Dede mengaku, demi mendapatkan hasil sepuluh suara tersebut, pengorbanan yang dilakukannya tidak main-main. Ia bahkan sampai rela menjual dua unit mobil miliknya. Alhasil, mobil yang bisa dipertahankannya untuk mobilitas sehari-hari tinggal satu buah.
"Mobil satu dapet, keluar dua (jual mobil) dua. Tinggal satu lagi nih (mobil di rumah)," ungkap Dede.
Baca Juga: Gagal Lolos ke Senayan, Dede Sunandar Bangun Bisnis Baru: Bismillah UMKM
Sebelum memutuskan untuk menjual mobil-mobilnya, Dede Sunandar juga berbagi cerita terkait tantangan lain yang dihadapinya selama masa kampanye.
Pada Abdel Achrian, Dede menceritakan tentang kesulitan untuk menanggapi permintaan warga di daerah pemilihannya yang berlebihan dan dinilai tidak masuk akal.
Adapun salah satu di antaranya ada warga yang berani memintanya untuk menyediakan kebutuhan elektronik di daerah tersebut dengan janji akan mengumpulkan banyak dukungan untuk Dede Sunandar.
"Ada yang minta komputer. 'Kalau Mas Dede mau saya gerakin warganya (milih Dede), taruh satu komputer sama printer di sini," ujar Dede.
Pada saat itu, Dede hanya bisa mendengarkan permintaan-permintaan tersebut dan mempertimbangkannya lantaran di saat yang bersamaan, Dede sendiri juga sedang membutuhkan laptop karena miliknya yang sebelumnya sedang rusak.
Baca Juga: Sule Tolak Mentah-Mentah Tawaran Jadi Walikota: Mimpin Rumah Tangga Aja Belum Bener
Selain komputer, warga juga meminta sejumlah uang dengan nominal yang tidak masuk akal. Dede mengaku diminta untuk rutin memberikan uang sebesar Rp5 juta setiap bulan jika menginginkan suara darinya.
"Ada yang minta Rp5 juta per bulan. Buat dirinya sendiri," imbuh Dede.
Mendengar permintaan-permintaan tersebut, Dede mengaku enggan ambil pusing lantaran dirinya juga merasa masih sulit menjalani hidupnya sendiri dan tidak bisa membantu warga tersebut.
"Saya nggak pernah tanggapin yang begitu mah, benalu buat saya. Saya depak. Ngapain? Nyusahin, saya lagi susah," tandasnya.
Kontributor : Anistya Yustika