Dibongkar Teman, Korban Bully di Binus Serpong Awalnya Sukarela Ikut Geng Tai dan Tak Masalah Ditatar

Kamis, 22 Februari 2024 | 09:56 WIB
Dibongkar Teman, Korban Bully di Binus Serpong Awalnya Sukarela Ikut Geng Tai dan Tak Masalah Ditatar
Salah satu gerbang masuk Binus School, Serpong, Tangerang Selatan. [Suara.com/Rena Pangesti]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus bully dengan korban adalah siswa Binus School Serpong, kini makin terang. Terungkap jika lelaki kelas 10 tersebut awalnya mau masuk Geng Tai.

Hal itu disampaikan Arin Febriana, teman korban. Namun perempuan ini tidak berada di satu sekolah yang sama.

Arin Febriana mengatakan, korban memang ingin masuk Geng Tai. Bahkan korban tersebut sudah tahu konsekuensi awal untuk ada dalam geng, dengan salah satu anggotanya adalah anak Vincent Rompies.

"Korban memang mau masuk geng itu dan dia tahu resikonya, yaitu ditatar," kata Arin Febriana di kanal YouTube CumiCumi, Rabu (21/2/2024).

Baca Juga: Kondisi Korban Bully Anak Vincent Rompies cs Memprihatinkan, Banyak Luka di Punggung Gegara Sundutan Rokok

Penataran masuk Geng Tai terjadi di 2 Februari 2024. Di mana korban mengalami luka lebam.

"Korban ditatar anggota GT dan disitu lebam-lebam ya. Mungkin sudah dapat sundutan rokok juga, tapi korban belum melaporkan," terang Arin Febriana.

Seperti disebutkan di atas, korban memahami resiko masuk geng tersebut.

"Makanya pas dia ditatar tanggal 2, korban menganggap sebagai hal yang wajar. Karena ini syarat sah masuk ke dalam geng," ucap Arin Febriana.

Korban kembali dipanggil pada 13 Februari 2024. Iming-imingnya, ia sudah masuk dalam Geng Tai.

Baca Juga: Tengil Banget, Anak Vincent Rompies Justru Tertawa saat Ketahuan Berbuat Kenakalan

Korban kemudian datang ke Warung Ibu Gaul (WIG) pukul 15.00 WIB. Tiba di sana, ia kembali mendapat penganiayaan.

"Pas di sana dia ditatar lagi, tapi jauh lebih parah," kata teman korban.

Arin Febriana memberikan gambaran bahwa tangan kiri korban dibakar, disundut berkali-kali hingga dipukul.

Keadaan ini persis seperti tulisan di secarik kertas yang viral di media sosial.

"Kan yang di-up di Twitter itu ada 8 orang, tapi sebenarnya lebih. Mungkin antara 12-14 orang," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI