Suara.com - Kabar yang tidak menyenangkan datang dari keluarga Vincent Rompies. Dikenal adem ayem, nama anaknya justru terseret kasus bullying.
Dugaan ini muncul usai sebuah cuitan viral di platform X baru-baru ini. Melalui cuitan tersebut, telah terjadi tindakan bullying dan kekerasan di salah satu sekolah di kawasan BSD, Tangerang Selatan.
Para pelaku disebut berasal dari salah satu geng sekolah yang terkenal di sana. Konon, anak sulung Vincent Rompies menjadi anggota dari geng tersebut.
Sejak tudingan tidak menyenangkan tersebut dilayangkan, belum ada konfirmasi dari pihak Vincent Rompies. Meski kini unggahan-unggahannya di media sosial telah dipenuhi komentar negatif dari warganet.
Baca Juga: Kronologi Dugaan Bullying di Sekolah Elite Serpong, Anak Vincent Rompies Terseret: Cuma Pemanasan!
Vincent memang terbilang jarang membicarakan mengenai anak-anaknya. Begitu pula dengan sang istri yang seorang penyiar, Fifi Karamoy.
Namun Vincent pernah buka-bukaan soal karakter dari anak-anaknya ketika berbincang dengan Soleh Solihun. Perbincangan itu disajikan dalam bentuk vlog yang diunggah empat tahun lalu.
Dilansir dari channel YouTube milik Soleh Solihun pada Senin (19/2/2024), Vincent menyebutkan bahwa anak-anaknya memiliki karakter yang berbeda darinya. Karakter ini berkaitan dengan agama.
Vincent mengaku ia bukan sosok yang rajin beribadah meski menganut agama Islam. Beda halnya dengan anak-anaknya.
"Anak-anak gue salat, (diajarin) dari sekolah," kata Vincent Rompies.
Baca Juga: Nama Putra Vincent Rompies Disebut Terlibat Kasus Bullying di Sekolah
Pada kesempatan yang sama, Vincent juga berharap anak-anaknya akan menjadi Muslim yang baik. Sementara ia tidak bisa menyebut dirinya sendiri sebagai seorang Muslim yang baik.
Sebagai tambahan informasi, pelaku bullying yang konon adalah anak Vincent Rompies ini melakukan beberapa kekerasan. Mulai dari pemukulan hingga penyundutan menggunakan rokok.
Korban dari perundungan dilaporkan telah dirawat di rumah sakit. Untuk para pelaku, terdapat kabar bahwa mereka mendapatkan hukuma berat berupa Drop Out.