Suara.com - Rumah produksi dari Makassar, Megti Media Film akan menggarap film berjudul Puang Bos. Meski diproduksi oleh PH daerah, film ini digarap serius dan dibintangi aktor ternama seperti Michelle Ziudith dan Ibrahim Risyad.
Puang Bos memulai syuting pada 5 Februari 2024. Film yang akan dibesut oleh sutradara asal Makassar Adink Liwutang dan Rusmin Nuryadin ini mengangkat cerita tentang budaya lokal, pembuatan kapal pinisi yang sangat terkenal dan dijadikan warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
Cerita dalam film Puang Bos akan menggambarkan detail bagaimana bahan baku kapal pinisi seperti pemilihan kayu yang tepat. Seperti diketahui, kapal pinisi dibuat dari kayu pohon na'nasa atau pohon gofasa. Sayangnya, kedua jenis pohon ini ini mulai langka karena minimnya penanaman kembali jenis pohon tersebut. Juga akan membahas bagaimana keberlangsungan dan regenerasi pembuat kapal pinisi.
Puang Bos dibalut dengan drama komedi, yang akan membawa hangatnya kisah keluarga yang dekat dengan masyarakat Indonesia khususnya di Sulawesi.
Baca Juga: 5 Artis Ini Ogah Dikasih Gift saat Live TikTok, Alasan Luna Maya Bijak Banget
Selain Michelle Ziudith dan Ibrahim Risyad, Puang Bos juga akan dibintangi sejumlah aktor terkenal lainnya seperti Gilbert Patiruhu, Mongol Stres, Arif Brata Pritt Timothy, Zoe Levana dan sejumlah aktor asal Makassar lainnya.
Michelle Ziudith selaku pemeran utama mengaku bangga bisa terlibat dalam film yang mengangkat budaya lokal yang terlah menjadi kebanggaan Nasional. Apalagi, artis 29 tahun ini akan memerankan perempuan Makssar.
“Ini pertama kalinya saya berperaan sebagai orang Bulukumba, sangat menantang dan menarik karena ada kultur yang harus dibiasakan juga. Semoga kerja keras kita semua dan tim dapat diapresiasi seluruh masyarakat dan karya ini dapat dinikmati dengan baik,” tutur Michelle Ziudith.
Hal yang sama juga dirasakan Ibrahim Risyad. Bintang series Wedding Agreement ini berharap film Puang Bos bisa ditonton banyak orang dan bisa menghibur serta mengedukasi penonton.
“Tentunya film ini dibalut dengan drama comedi agar penoton bisa terhibur selama menonton. Harapan saya film ini bisa diterima para penonton khususnya masyarakat Makassar dan bisa mengedukasi masyarakat tentang Kapal Pinisi. Untuk tantangan tentunya pasti dari bahasa Makassar yang menurutku sulit sekali dipelajari karena banyak sekali imbuhan dan logat yang mendayu,” imbuh Ibrahim Risyad.