Suara.com - Salah satu adegan dalam sinetron Di Antara Dua Cinta viral di media sosial. Adegan tersebut menunjukkan bercak darah setelah melakukan malam pertama.
Sinetron Di Antara Dua Cinta dibintangi oleh Rangga Azof, Anggika Bolsterli dan Anthony Xie sebagai pemeran utama.
Dalam adegan yang viral, Julian (Rangga Azof) mengaku bahagia setelah melakukan hubungan intim dengan Shafira (Anggika Bolsterli) di dalam tenda.
"Ini rasanya seperti pertama kalinya aku melakukan kewajiban sebagai suami," kata Julian dalam hatinya.
Baca Juga: Asyik Bahas Klarifikasi Ivan Gunawan Kembali, Host Brownis Dikritik Terlalu Cuek dengan Bintang Tamu
Ketika Shafira bangun dan pergi dari sisinya, Julian melihat bercak darah di bawah selimut mereka.
"Darah? Apa Shafira masih suci? Dia belum pernah sama sekali ngelakuin sama Rafael. Apa mungkin bercak darah ini," ujar Julian.
Bercak darah yang ditampilkan dalam adegan tersebut memang diburamkan setelah melalui proses sensor.
Namun warganet merasa adegan tersebut tak pantas ditampilkan dalam sinetron yang bisa disaksikan oleh semua kalangan masyarakat.
Warganet mengkritik penulis naskah karena menanamkan mindset bahwa perempuan suci akan mengeluarkan darah saat malam pertama.
Baca Juga: Akui Dendam ke KPI, Ivan Gunawan Langsung Dapat Job Baru Jadi Host
"Ini nih yang nanti bkin orang-orang mikir malam pertama cewek tuh harus berdarah, padahal nggak," komentar akun @evebyn.
"Lah ini malah bikin mindset kalo cewek suci itu keluar darahnya? Nggak semua cewek itu keluar darah ya. Bisa jadi karena kecelakaan juga kan nggak ada yang tahu," tambah akun @12julay.
Tidak sedikit yang menyentil Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena membiarkan adegan seperti ini tayang di televisi.
"Ivan Gunawan disomasi, kenapa yang ini nggak?" tulis akun @TommyPato7.
"Sinetron tol*l, yang kayak gini bisa-bisanya lulus sensor KPI?" ujar akun @xiaojivie.
"Video sensitif gini lulus sensor, giliran berita puting beliung malah disensor. Padahal mah siapa juga yang mau nafsu sama bencana," sindir akun @reyhansagevti_.
Kontributor : Chusnul Chotimah