Soimah Kecentilan Sanjung Gus Iqdam Ganteng: Ning Nila Cemburu?

Madinah Suara.Com
Selasa, 30 Januari 2024 | 15:25 WIB
Soimah Kecentilan Sanjung Gus Iqdam Ganteng: Ning Nila Cemburu?
Kolase foto Gus Iqdam dan Soimah. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Ning Nila denger nggak?" ledek Gus Iqdam.

Muhammad Iqdam Kholid, atau yang lebih dikenal dengan Gus Iqdam, adalah seorang pendakwah muda Nahdlatul Ulama (NU) kelahiran Blitar, 27 September 1993. Namanya melambung berkat ceramah-ceramahnya yang milenial, lucu, kocak, dan mampu menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk anak muda dan bahkan anak punk.

Gus Iqdam. [Instagram]
Gus Iqdam. [Instagram]

Gus Iqdam mengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II di Desa Karanggayam, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Selain itu, ia juga pendiri Majelis Ta'lim Sabilu Taubah yang didirikan pada tahun 2018. Majelis ini awalnya hanya memiliki 7 jemaah, namun kini telah berkembang menjadi wadah belajar agama bagi lebih dari 66.000 jemaah dari berbagai pelosok Nusantara, bahkan mancanegara.

Menariknya, Gus Iqdam banyak mengajak orang-orang yang berlatar belakang jalanan, marginal, dan bahkan mantan kriminal untuk belajar agama bersama di majelisnya.

Ia menggunakan pendekatan yang lemah lembut, sopan, dan tentu saja diselingi humor, sehingga membuat belajar agama terasa lebih menyenangkan dan mudah diterima. Gus Iqdam seringkali mengibaratkan ngaji sebagai "bensin" yang dibutuhkan untuk menjalankan kehidupan, layaknya kendaraan yang tidak bisa berjalan tanpa bahan bakar.

Berkat gaya dakwahnya yang unik dan kekinian, Gus Iqdam berhasil meraih popularitas yang luar biasa, khususnya di kalangan anak muda. Ceramah-ceramahnya yang diunggah di media sosial, seperti YouTube, telah ditonton oleh jutaan orang. Ia bahkan diundang untuk mengisi berbagai acara keagamaan di berbagai kota di Indonesia, bahkan hingga mancanegara.

Meskipun dakwahnya banyak digemari, Gus Iqdam tidak luput dari kontroversi. Beberapa ceramahnya pernah dinilai terlalu blak-blakan dan nyeleneh hingga menimbulkan kritik dari sebagian kalangan. Namun, Gus Iqdam tetap pada pendiriannya, ia berpendapat bahwa pendekatan humor dan bahasa yang lugas diperlukan untuk menarik perhatian generasi muda dan menyampaikan pesan-pesan agama secara efektif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI