Suara.com - Hotman Paris Hutapea turut memberikan protes kenaikan pajak hiburan. Mengingat, ia merupakan salah satu pemegang saham kelab malam.
Bagi Hotman Paris Hutapea, kenaikan pajak 40 hingga 75 terbilang aneh. Ia memberikan contoh, bagaimana bisa perusahaan dengan laba yang tak sampai 50 persen membayarnya.
"Kalau untung 10 persen tapi harus bayar 40 persen, itu ada keanehan," kata Hotman Paris Hutapea ditemui di kantor Menko Marves, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (26/1/2024).
Bahkan jika dibandingkan dengan negara di Asia, Indonesia duduk di peringkat tertinggi pajak hiburannya.
Baca Juga: Pajak Naik, Hotman Paris Duga Ada Pejabat Ingin Bisnis Hiburan di Indonesia Gulung Tikar
"Thailand 5 persen, Malaysia 6 persen, Singapura 9 persen. Kita 40 persen bahkan ada di daerah 75 persen," terang Hotman Paris Hutapea.
Angka ini baru sekadar pajak hiburan. Hotman Paris Hutapea menyebut, ada beberapa lainnya seperti PPh 20 persen, pajak minuman 10-11 persen hingga pajak karyawan.
"Berarti pajaknya hampir 100 persen, negara apa ini?" ucapnya.
Hotman Paris Hutapea berharap Presiden Indonesia, Joko Widodo turun tangan langsung untuk mengkaji rencana tersebut.
Sebab Hotman Paris Hutapea menduga, ada oknum yang bermain dalam rancangan ini. Apalagi katanya, pihak istana pun belum mengetahui soal rencana kenaikan pajak hiburan.
Baca Juga: Temui Luhut, Inul Daratista Masih Ketar-ketir Meski Kenaikan Pajak Hiburan Ditunda
"Sepertinya pembahasannya tidak sampai ke level atas," kata Hotman Paris Hutapea.
"Bahkan menurut sumber yang saya tahu resmi dari istana, Presiden pun tidak tau tentang itu. Berarti ada oknum pejabat bawahan yang tidak melaporkan secara detail," tambahnya menjabarkan.
Soal siapa yang bermain, Hotman Paris tidak tau. Tapi satu hal, ia curiga oknum tersebut ingin bisnis ini ditutup.
"Analisa kami, dan analisa beberapa ahli, sepertinya memang ada oknum tertentu yang menginginkan bisnis ini tutup di indonesia," jelas pemegang saham Holywings ini.