Suara.com - Kartika Putri akhirnya buka suara usai tuntutan meminta ketiga capres baca Alquran atau mengaji viral di media sosial. Ia bingung kenapa banyak orang yang panas dengan ucapan tersebut.
“Saya juga nggak tahu kenapa jadi pada panas banget,” ujar Kartika Putri dalam sebuah video di Instagram Story, Selasa (23/1/2024).
Kartika Putri tidak pernah bermaksud intoleran dengan ucapan tersebut. Ia cuma melihat fakta bahwa ketiga pasangan capres cawapres memang beragama Islam.

“Betul, negara ini memang negara dengan beraneka ragam agama. Tapi kadarullah, keenam paslon ini kan emang Islam semua,” kata Kartika Putri.
“Kecuali, kalau memang ada salah satu paslon yang beda agama dan tetep saya suruh ngaji, itu baru namanya saya nggak waras,” sambung sang artis.
Kartika Putri pun berpesan kepada orang-orang untuk tetap menjaga suasana kondusif sampai presiden baru terpilih nanti. Tidak ada untungnya menurut Kartika, kalau sesama warga Indonesia bertikai cuma gara-gara beda pilihan pemimpin.
![Kartika Putri bersama suami, Habib Usman bin Yahya di acara akikah anak keduanya yang berlangsung di kediamannya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2022). [Rena Pangesti/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/10/19/88854-kartika-putri-dan-habib-usman-bin-yahya.jpg)
“Jangan terlalu mengagung-agungkan paslonnya. Dosa mah masing-masing,” ucap Kartika Putri.
Sebagaimana diketahui, Kartika Putri sebelumnya membuat kehebohan dengan pernyataan seputar Pilpres 2024. Kartika menyatakan cuma mau memilih capres yang fasih mengaji.
"Jujur, sebenernya aku pengin denger capres-capres pada ngaji. Yang suaranya paling merdu yang aku pilih," tutur Kartika Putri dalam sebuah video di siaran langsung media sosial.
Baca Juga: Klarifikasi Soal Minta Capres Cawapres Tes Ngaji, Kartika Putri Dibilang Julid
Sebenarnya, diksi fasih mengaji cuma analogi sederhana dari Kartika Putri. Dalam pernyataan berikutnya, Kartika menerangkan bahwa orang yang fasih mengaji sudah pasti taat beragama dan kemungkinan besar amanah dalam memimpin negara.