Suara.com - Beberapa hari lalu, Saipul Jamil dan asistennya, Steven, ditangkap polisi dari Polsek Tambora, Jakarta Barat, atas dugaan kasus penyalahgunaan narkoba di tengah jalan.
Namun, penangkapan Saipul Jamil itu dianggap tidak manusiawi karena melibatkan aksi pengancaman hingga kekerasan terhadap sang pedangdut maupun asistennya.
Saipul Jamil diancam, dipaksa, diseret, hingga ditodong pistol oleh oknum polisi walau tidak memberikan perlawanan.
Pedangdut itu sampai mengira dirinya sedang dirampok meski polisi sudah menunjukkan lencananya.
Baca Juga: Beda Nasib dengan Ivan Gunawan, Saipul Jamil Kehilangan Honor Rp150 Juta Sehari Usai Diboikot TV
Ternyata ini bukan pertama kalinya Saipul Jamil mengalami hal demikian. Mantan suami Dewi Perssik tersebut mengaku pernah mengalami hal serupa ketika di rumah.
Namun, kala itu sosok yang hendak menangkapnya adalah penjahat yang menyamar menjadi polisi. Usia Saipul Jamil pun masih 19 tahun sehingga mau saja menuruti perintahnya.
"(Waktu itu) gedor pintu rumah, dia pake jaket, pake baju preman, bawa lencana, 'jangan bergerak', ya saya nggak bergerak dong. Eh, handphone saya ilang. Dia langsung kabur," kisah Saipul Jamil.
Sejak saat itu Saipul Jamil menjadi trauma dan tidak percaya bila ada polisi yang menunjukkan lencana. Itu menjadi salah satu alasan mengapa ia histeris ketika ditangkap kemarin.
"Di situ agak mulai nggak percaya dengan yang namanya lencana," kata Saipul Jamil, dikutip dari podcast Deddy Corbuzier pada Rabu (10/1/2024).
Baca Juga: Segini Gaji Kombes M Syahduddi yang Bebastugaskan Polisi Penangkap Saipul Jamil
Terlebih kata Saipul Jamil, tiruan lencana polisi mudah didapatkan karena dijual secara umum di toko-toko online dengan harga miring.
"Itu yang saya alami dulu umur 19 tahun. Itu makanya, Om Ded, saya nggak percaya itu karena saya berpikir benda-benda itu masih bisa didapatin di tempat umum, gitu," kata Saipul Jamil.