Pernah Gagap, Noe Letto Sampai Dipukul Teman Supaya Lancar Bicara

Kamis, 04 Januari 2024 | 07:15 WIB
Pernah Gagap, Noe Letto Sampai Dipukul Teman Supaya Lancar Bicara
Noe Letto [Instagram/@sinausabrangmdp]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Noe Letto membagikan cerita masa kecil yang unik. Putra dari tokoh Islam Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun ini ternyata pernah memiliki kondisi gagap saat kecil. 

Noe Letto menuturkan, untuk bisa sembuh dari gagapnya tersebut, ia sampai harus dipukul teman-teman. Bahkan keadaan ini, sudah mendapat izin dari sang ibu, Neneng Suryaningsih. 

"Teman-teman SD, dikasih izin oleh ibu untuk memukulku kalau aku gagap. Pok!" kata Noe Letto, mengutip dari kanal YouTube Daniel Mananta, yang diunggah baru-baru ini. 

Nyatanya, apa yang dilakukan mereka berhasil. Lelaki yang memiliki nama lengkap Sabrang Mowo Damar Panuluh tersebut akhirnya lancar berbicara. 

Baca Juga: Profil dan Biodata Noe Letto yang Kembali Peluk Islam setelah Sempat Atheis

"Mungkin itu trik lawas yang works, aduh kalau gagap digebuk sama teman ni. Lama-lama bisa ngomong," katanya mengenang.

Noe Letto memastikan, saat duduk di bangku SMP, gaya bicaranya tidak lagi terbata-bata. Melainkan sudah jelas seperti kebanyakan orang lainnya. 

"Sebelumnya saya gagu, gagap. Lumayan gagapnya, a-a-a-a. SMP saya baru bisa ngomong," ujar musisi 44 tahun ini. 

Kecenderungan Noe Letto sulit berbicara bukan tanpa sebab. Pelantun "Sebelum Cahaya" ini sebenarnya adalah sosok yang tidak suka keramaian. 

Profil dan biodata Noe Letto.  (YouTube/Cahaya Untuk Indonesia)
Noe Letto. (YouTube/Cahaya Untuk Indonesia)

"Tidak suka suara keras tapi harus menyesuaikan diri. Basisnya justru senang sendiri," ucapnya. 

Baca Juga: Pernah Ateis, Noe Letto Ungkap 2 Hal yang Bikin Balik ke Islam

Namun karena sang ayah, Cak Nun kerap mengajaknya ke panggung, Noe Letto akhirnya juga terbiasa tampil di hadapan publik dan lancar berbicara. 

"Karena diseret terus sama bokap untuk ke atas panggung, jadi terlatih berbicara," tutur Noe Letto. 

Kebiasaan inilah yang kemudian membuat Noe memberanikan diri membentuk band bernama Letto. Hadir di 2004, band tersebut akhirnya merilis album perdana bertajuk Truth, Cry and Lie dua tahun kemudian. 

Selain bermusik, Noe Letto juga berkecimpung di dunia film. Ia menjadi produser film RAYYA, Cahaya Di Atas Cahaya yang ditulis sang ayah, Cak Nun. 

Selain film Rayya, Cahaya di Atas Cahaya, Noe Letto juga menjadi produser di film Tjokroaminoto: Guru Bangsa. Hasilnya, film ini meraih penghargaan di Piala Maya 2015.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI