"Saya pribadi prihatin dengan banyaknya korban akibat perang ini. Banyak korban wanita dan anak-anak, bahkan sampai bayi yang meninggal dunia akibat perang ini,” kata Lola Amaria.
"Saya melihatnya ini seperti pembunuhan terhadap bayi-bayi, seperti ingin menghilangkan generasi di Palestina," katanya menyambung.
Film dokumenter Eksil sendiri dipersiapkan Lola Amaria untuk memberikan gambaran ke publik tentang nasib orang-orang yang diasingkan dan tidak bisa kembali ke Indonesia akibat G30S/PKI. Banyak di antara mereka yang akhirnya memilih untuk berpindah kewarganegaraan, meski hatinya tetap Merah Putih.
"Film ini bukan untuk yang mengerti soal peristiwa 65, tapi ini untuk generasi saya dan di bawah saya yang tiap tahun dicekoki film G30S/PKI. Kayaknya mereka harus tahu dari sisi sebelahnya, dan ini yang bicara orangnya langsung, yang mereka dibuang dan enggak boleh pulang," kata Lola Amaria.
Film Eksil garapan Lola Amaria berdurasi 119 menit. Sampai saat ini, Lola masih mengupayakan agar film tersebut bisa mendapat jatah untuk tayang di bioskop komersil Tanah Air.