Suara.com - Luna Maya kembali terlibat dalam film horor, Panggonan Wingit. Diangkat dari kisah nyata di salah satu hotel angker kawasan Semarang, Jawa Tengah.
Meski berlatar di kota Semarang, namun salah satu lokasi syutingnya berada di Bandung, Jawa Barat. Goa Jepang menjadi pilihan untuk scene dalam film Panggonan Wingit.
Saat Luna Maya menjalani proses syuting di Goa Jepang, pacar Maxime Bouttier ini diperingatkan ada sosok tua di sana.
"Pas makan malam bilang, ada yang mendekat dan mau masuk. Aku lupa kakek atau nenek-nenek," kata Luna Maya saat konferensi pers film tersebut di Senayan, Jakarta Pusat pada. Jumat (24/11/2023).
Baca Juga: Ada Peran Luna Maya, Sheila Dara Ternyata Sempat Ogah Didekati Vidi Aldiano
Luna Maya yang tak merasa mengusik, merasa biasa-biasa saja. Namun pada akhirnya, pacar Maxime Bouttier ketempelan makhluk tersebut.
Hal ini baru dirasakan saat Luna Maya bersama tim produksi foto bersama. Artis 40 tahun ini merasa wajahnya ada yang berbeda.
"Setengah 3 pagi, last scene, foto, next shooting, istirahat sebentar. Aku lihat foto," kata Luna Maya.
"Muka aku kayak tua banget. Aku kelihatan kayak.. seperti begitu, baru pertama kali," imbuhnya.
Luna Maya sebenernya sudah merasa tidak enak saat syuting di Goa Jepang. Termasuk ada suara-suara aneh yang didengar bintang film Suzanna: Bernapas Dalam Kubur ini.
Baca Juga: Luna Maya Merasa Tak Pernah Go Public dengan Maxime Bouttier
"Tapi Goa Jepang itu sangat seram, energinya berat," terang Luna Maya.
"Kadang-kadang ada beberapa itu dengar suara jalan, tempat tentara bersembunyi waktu zaman perang," ucapnya menambahkan.
Tak hanya Luna Maya, film ini juga dibintangi Christian Sugiono. Hadir pula Bianca Hello, Rafael Adwel hingga pemain teater Budi Ros.
Sinopsis film Panggonan Wingit
Film Panggonan Wingit berkisah tentang kamar hotel tanpa nomor yang seakan menjadi pintu ke dunia yang lebih misterius.
Siapapun yang membuka pintu dari kamar tak bernomor yang berada di lantai tiga, akan bertemu dengan sosok berambut putih.
Pertemuan itu akan membuat orang-orang yang melihatnya meninggal dalam waktu tiga hari.
“Telung dino, tengah wengi…..”