Suara.com - Pengacara kondang Hotman Paris mengunggah video seorang perempuan yang histeris karena adiknya, Aldi Sahilatua Nababan meninggal dunia secara misterius. Diduga, lelaki yang berstatus mahasiswa di Bali ini, dibunuh.
Dalam video yang diunggah, si perempuan berteriak kalau sang adik mati dibunuh. Ironisnya, pihak keluarga tidak bisa melihat proses autopsi di RS Bhayangkara Medan.
"Tuhan! mati anak itu. Tuhan Yesus tolong kami. Tuhan tolong, ada apa ini sebenarnya? Adikku!!! Sampai mati anakku Tuhan," ucap perempuan tersebut di unggahan Instagram Hotman Paris Hutapea, Rabu (22/11/2023).
"Kenapa tidak diperbolehkan? Ada saksi dari kami. Siapa rupanya lawan kami?" imbuh si perempuan yang masih berteriak.
Baca Juga: Penampilannya Dibilang Norak, Hotman Paris Justru Merasa Cocok
Hotman Paris yang mengomentari video tersebut lantas menawarkan bantuan hukum. "Apa keluarga butuh bantuan Hotman 911?? Anaknya mati?" tanya pengacara kondang ini.
Warganet yang melihat unggahan Hotman Paris memberikan dukungan agar pengacara tersebut turun tangan. Salah satunya adalah akun yang mengatasnamakan teman dari Aldi selaku korban.
"Om Hotman, please, tolong. Ini teman saya yang meninggal," kata pemilik akun @billa_hamid14.
Detail Kejadian
Ditinjau dari akun @billa_hamid14, ia merinci postingan dari kakak Aldi Sahilatua, Monalisa Nababan. Ia menduga adiknya dibunuh di kost-an yang beralamat Nusa Dua Koi Kos, Gang Kunci, Jalan By Pass Ngurah Rai No.23, Benoa, Kuta Selatan (kamar kos no 10 lantai 1) (Indekos), KAB. BADUNG, KUTA SELATAN, BALI.
Baca Juga: Pilih Hadiri Pesta Didampingi Aspri, Hotman Paris: Istri Lagi Holiday
"Alat kelamin pecah dan mengeluarkan darah, sekujur tubuh lebam, mulut dan hidung mengeluarkan darah, engsel siku tangan bergeser," tulisnya di Instagram, Rabu (22/11/2023).
Kasus ini sebenarnya sudah ditangani kepolisian dari Polsek Kuta Selatan dan Polrestabes Denpasar. Sebagai tindak lanjutan, jenazah tengah diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Sumatera Utara.
Namun keluarga merasa ada yang janggal. Sebab tidak ada satu pun dari mereka yang diperbolehkan melihat proses autopsi.
"Pihak keluarga sudah memberi opsi untuk diwakilkan dokter yang ditunjuk keluarga. Tapi tidak diterima oleh Dokter Forensik Desi, bahkan ruangan bedah dikunci rapat dan dikawal penjaga," kata Monalisa Nababan.
"Kami tidak diperbolehkan mendokumentasikan jenazah dari mulai pembukaan peti sampai di autopsi," imbuhnya.
Maka dengan adanya keanehan tersebut, pihak keluarga meminta bantuan agar kasus ini diusut. Tersemat nama Presiden Joko Widodo dan juga kepolisian Republik Indonesia dalam unggahan tersebut.
"Memohon dengan sangat untuk menangkap dan menghukum seberat-beratnya yang membunuh adik saya Aldi," pungkasnya.