Suara.com - Atta Halilintar mengatakan keinginannya mengadopsi anak Palestina. Hal itu juga sudah ia utarakan kepada istrinya, Aurel Hermansyah sebelum keduanya menikah.
Hal ini disampaikan Atta Halilintar saat mengundang Bang Onim, aktivis kemanusiaan Indonesia yang lama tinggal di Palestina, tampil di podcastnya.
"Saya ini Bang Onim, saya ngomong sama istri saya dari sebelum nikah pengin adopsi anak Palestina," ujar Atta Halilintar yang dikutip Suara.com dari podcastnya Need A Talk, Jumat (10/11/2023).
Namun kata Atta Halilintar, keinginannya itu belum tercapai karena tak diperbolehkan.
"Cuma sampai hari ini kita sudah hubungi ke sana itu. Ternyata enggak boleh ya bang," tanya Atta Halilintar kepada Bang Onim.
Baca Juga: Cathy Sharon Akui Follow Akun Instagram Tentara Israel, tapi Bantah Pro Zionis
Bang Onim mengatakan bahwa jumlah anak Yatim di Gaza sebelum konflik yang terjadi di Palestina jumlahnya lebih dari 23 ribu lebih.
Lantaran hal itu, kata Bang Onim banyak masyarakat Indonesia yang ingin mengadopsi anak Palestina.
"Saat ini di Gaza sebelum terjadi peperangan itu jumlah anak Yatim lebih dari 23 ribu orang. Anak yatim kehilangan orangtua, mungkin teman-teman Indonesia juga mengatakan bahwa bisa diadopsi, yang laki-laki pengin dong yang perempuan pingin dong, usia satu bulan pengen dong, lima bulan pengen dong yang usia satu tahun," papar dia.
Bahkan kata Bang Onim, dirinya sudah berencana membawa dua bayi. Adapun satu bayi tersebut nantinya akan ia titipkan ke Atta Halilintar untuk dirawat.
"Ternyata bang Atta gini, pada saat terjadi peperangan saya juga keluar kemarin rencananya mau bawa dua bayi mau kasih satu bang Atta," tutur dia.
Baca Juga: Sejarah RS Indonesia di Gaza, Kini Ikut Jadi Sasaran Gempuran Rudal Israel
"MasyaAllah," jawab Atta Halilintar.
Namun kata Bang Onim hal tersebut gagal lantaran dirinya sudah masuk pintu perlintasan hendak keluar pulang ke Tanah Air. Pasalnya kata Bang Onim, untuk mengadopsi bayi dari Palestina terdapat aturan yang harus diurus.
"Tapi nama -nama kami sudah masuk di pintu perlintasan, sedangkan kedua bayi ini yang satu buat Bang Atta mereka belum masuk otomatis karena harus diurus lagi sudah tidak bisa. Orangtuanya sudah meninggal dan sudah enggak ketahuan keluarganya siapa, dari mana," ucap Bang Onim.
"Dapat bayi dibawa ke rumah sakit dan rumah sakit itu ada tempat, kayak namanya baby care atau apa itu. Mereka sudah tidak punya orangtua. Jadi saya kordinasi dengan teman-teman kedubes bisa enggak, bayinya masih di RS Asyifa," sambungnya.
Selain itu, untuk mengadopsi anak kata Bang Onim, calon orangtua bayi harus datang langsung ke Palestina. Sebab, banyak hal yang harus diurus dan juga menunggu keputusan dari pengadilan agam atau pengadilan setempat untuk mengadopsi anak Palestina.
"Yang kedua untuk mengadopsi anak itu di sana mereka juga punya aturan internasional atau pengadilan agama, atau pengadilan tinggi negeri di sana. Jadi yang mengadopsi itu harus datang kesana bertemu dengan keluarganya untuk dipindah, ganti nama atau seperti apa di pengadilan tersebut. Jadi tidak segampang itu, mereka punya aturan sendiri," papar Bang Onim.
Meski demikian, Bang Onim menuturkan ia akan membantu menyampaikan bahwa Atta Halilintar akan mengadopsi anak dan membesarkan serta menyekolahkan anak tersebut.
"Bang Atta ini kan sudah alhamdulillah, dikenal. Jadi kalau saya sendiri nanti saya sampaikan bahwa ada yang mengadopsi. Nanti ini Insya Allah dibesarkan seperti anak sendiri, sampai ke masa depannya. Nanti disekolahkan, langsung dikuliahkan, bisa pulang lagi Gaza Palestina untuk membangun negera mereka sendiri," papar Bang Onim.
Bang Onim juga berjanji jika situasi sudah kondusif, ia berencana akan kembali ke Palestina termasuk untuk mengurus beberapa anak yang akan dibawa ke Indonesia. Nantinya anak tersebut salah satunya bisa diadopsi oleh Atta Halillintar untuk dirawat.
"Jadi kalau Bang Atta benar benar punya niat seperti itu nanti kalau situasi sudah kondusif saya pulang kesana untuk mengurus mungkin lima atau 10 nanti gitu dibawa Bang Atta yang merawat disini," kata Bang Onim.
"Suatu kehormatan, " kata Atta Halilintar.