Suara.com - Keluhan Kiky Saputri terkait video roasting Ganjar Pranowo yang dipotong rupanya berbuntut panjang. Kiky menerima banyak reaksi yang menyudutkan dirinya.
Sebelumnya Kiky Saputri dituding sengaja menjatuhkan Ganjar Pranowo dengan membanding-bandingkan Gubernur Jawa Tengah itu dengan calon presiden lain.
Kini, akun @Trending_Issue menyebut komika yang dijuluki Queen of Roasting itu melakukan framing terhadap Ganjar Pranowo. Tudingan tersebut disampaikan lewat unggahan X (dulu Twitter).
"Mba Kiky, apa nggak dibrief dulu sama tim produksinya kalo Mas Ganjar itu keberatan kalau Mba Kiky nyenggol-nyenggol pihak lain? Yang jadi Capres kan Mas Ganjar, roasting aja Mas Ganjar sepuasnya," tulis akun tersebut.
Baca Juga: Kiky Saputri Bongkar Tak Boleh Bahas Topik Ini saat Roasting Ganjar, Publik: Kenapa Tuh?
"Kok jadi framing gini? Ada perintah dari bos ya buat mendeskreditkan Mas Ganjar?" imbuhnya menyudutkan Kiky Saputri.
Sebagai tanggapan, istri M Khairi itu menjelaskan apa saja yang dilarang untuk dibahas dalam acara tersebut.
"Dari tim diinfokan yang tidak boleh dibahas: Wadas (konflik bendungan yang melibatkan Ganjar), (Piala Dunia) U-20, dan keluarga. Maka saya tidak bahas," ungkap Kiky Saputri.
"Nyenggol-nyenggol pihak lain tidak boleh? Kok bit soal 'Mas Gibran nyebrang' malah ditayangkan? Sementara roastingan terhadap beliau malah di-cut? Aneh tapi nyata lah kalian yang sotoy ini," sambungnya menyeret nama Gibran Rakabuming, calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Kiky Saputri lebih lanjut mengaku lelah menanggapi komentar-komentar yang terus menyurutkan dirinya. Kiky menegaskan bahwa dia tidak pernah condong ke kubu mana pun.
Baca Juga: Panggil 'Dab', Ucapan Selamat Ulang Tahun Anies untuk Ganjar Jadi Sorotan
"Jujur ya saya tuh udah males banget sebenernya nanggepin kalian yang sotoy-sotoy ini. Tapi makin lama makin ngeselin. Bilang saya kubu inilah. Disuruh sama bos inilah. Yang penting bayarannya full lah," tulisnya di cuitan lain.
"Intinya kalo nggak siap diroasting, jangan diminta, jangan bersedia," pungkasnya.
Kontributor : Chusnul Chotimah