Suara.com - Calon Presiden Ganjar Pranowo pernah menjadi sorotan karena menolak partisipasi Timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023. Imbas pernyataan menolak Timnas Israel, Ganjar Pranowo dihujat netizen.
Terkait hal tersebut, putra calon Presiden Ganjar Pranowo, Muhammad Zinedine Alam Ganjar blak-blakan menceritakan bahwa dirinya ikut dihujat netizen.
Alam mengatakan terdapat puluhan ribu komentar, ratusan pesan atau direct message (DM) Instagram hingga belasan telepon yang masuk usai pernyataan sang ayah yang menolak Timnas Israel.
Bahkan kata Alam Ganjar, ada beberapa yang mencoba masuk ke akun Instagramnya.
Baca Juga: Mengenal Siapa Eca Aura, Digosipkan Dekat dengan Alam Ganjar, Kisah Asmara Terhalang Agama?
"Waktu kejadian itu ada puluhan ribu komen, ratusan DM, belasan telpon bahkan beberapa percobaan masuk ke akun Instagram saya," ujar Alam Ganjar saat menjadi bintang tamu di Podcast Grace Tahir.
Alam Ganjar mengaku tak membalas hujatan netizen yang dialamatkan kepadanya. Namun ia membaca satu persatu semua komentar dan pesan hujatan dari netizen.
"Apa yang saya lakukan biarin aja. Saya baca komenya komennya satu-satu, everysingle one," ujar Alam Ganjar
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada itu menilai hujatan yang ia dapat merupakan bentuk kekecewaan dari orang-orang yang semula mendukung ayahnya. Sebab kata dia, hal tersebut merupakan aspirasi dan kritikan yang harus didengar.
"Karena itu adalah bentuk kekecewaan dan bentuk kekecewaan dari orang yang awalnya mendukung, itu adalah sebuah aspirasi yang harus kita dengar, mungkin itu bisa sebuah kritik yang mungkin ada bahasa yang terlewat batas, tapi yang penting aspirasinya yang perlu kita tampung," ucap Alam Ganjar.
Baca Juga: Resmi Dukung Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid Langsung Jadi Dewan Penasihat TPN Bersanding dengan Puan
Lebih lanjut, Alam Ganjar mengaku hujatan dari netizen nantinya bisa menjadi bahan evaluasi untuk dibahas bersama agar ke depannya sang ayah bisa menjadi lebih baik.
Bahkan Ganjar Pranowo kata Alam Ganjar menyebut hujatan atau kritikan yang didapat harus dianggap sebagai sebuah vitamin.
"Apakah itu bisa jadi bahan evaluasi dari kita nanti tinggal kita diskusikan, tapi kalau misalkan hal itu bisa mendorong itu menjadi lebih baik, kalau bapak menyebutnya itu vitamin," katanya.