Suara.com - Wamenkumham Edward Omar Sharif Hiariej atau Prof Eddy dalam beberapa hari terakhir wira-wiri di podcast untuk membahas kasus kopi sianida yang kembali viral karena dokumenter Netflix Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso.
Sejauh ini, Prof Eddy tampil di tiga podcast, yakni Deddy Corbuzier, Denny Sumargo dan Yasmin Muntaz. Rupanya ada podcast yang juga mengundangnya untuk berdebat dengan ahli forensik Djaja Surya Atmadja, tetapi ditolak.
Unggahan akun TikTok @soultalker__ membagikan tangkapan layar dari chat WhatsApp berisi permintaan untuk mengundang Prof Eddy ke podcast. Akun Instagram dalam unggahan tersebut memiliki hubungan dengan dokter Richard Lee.
"Suruh undang dokter Musyafak dan dokter Slamet Purnomo yang autopsi ditambah Prof Budi Sampurna yang meneliti sampel dalam lambung Mirna," bunyi balasan Prof Eddy yang di-forward.
Warganet menduga Prof Eddy mungkin takut kalah debat melawan dokter Djaja. Namun bukan itu alasannya. Saksi ahli kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin tersebut merasa kurang seimbang jika harus berdebat melawan dokter Djaja karena berbeda bidang.
"Makanya ketika saya diundang untuk head to head dengan dokter Djaja di podcast itu, saya bukan tidak mau, tapi tidak compatible (seimbang). Itu ibarat membandingkan meja dengan kursi," ujarnya dalam podcast Diskursus Net, dikutip pada Selasa (17/10/2023).
"Jadi, saya katakan kalau podcast dokter Djaja mau mengimbangi, ya undang dokter Budi Sampurna (yang ada di) berita acara laboratorium forensik, dokter Slamet Purnomo dan dokter Musyafak yang melakukan autopsi," imbuhnya.
Sebelumnya, Prof Eddy menyebut pernyataan dokter Djaja soal Mirna meninggal bukan karena sianida seperti orang yang asal ngomong di pinggir jalan. Prof Eddy meluruskan ucapannya tersebut.
"Saya tidak meragukan sama sekali keahlian beliau. Persoalannya cuma satu, beliau tidak mengautopsi mayat itu. Itu saja," tegasnya.
Baca Juga: Dukung Otto Hasibuan, Deolipa Siap Kawal Kasus Jessica Wongso
Kontributor : Chusnul Chotimah