Suara.com - Usai 7 tahun berlalu, dr Djaja Surya Atmadja, ahli forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) masih yakin Mirna Salihin meninggal dunia bukan karena racun sianida.
Selain dr Djaja Surya Atmadja tidak menemukan ciri-ciri dan mencium aroma sianida ketika pertama kali menangani jenazah Mirna Salihin, ia juga melihat hasil temuan ahli forensik Slamet Purnomo.
Djaja Surya Atmadja mengatakan hasil pemeriksaan dr Slamet Purnomo terkait jenazah Mirna Salihin yang dibawa ke persidangan 7 tahun lalu tidak menunjukkan ciri orang yang meninggal dunia akibat sianida.
"Dokter Slamet kan dipanggil ke persidangan, nah temuan dia itu ternyata nggak cocok sama sianida.," kata dr Djaja Surya Atmaja dalam podcast bersama dr Richard Lee, Jumat (6/10/2023).
Baca Juga: Putri Anne Manglingi bak Remaja, Arya Saloka Disindir: Lupa Diri Demi Gadis Rasa Emak-emak
Karena, hasil pemeriksaan dr Slamet justru menunjukkan adanya darah hitam di dalam lambung dan tukak lambung yang sudah lama.
"Isinya di dalam lambung darahnya hitam. Terus, di dalam lambung itu ada tukak lambung, ada borok atau luka gitu yang sudah lama," kata dr Djaja Surya Atmadja.
Saat luka lambung Mirna Salihin itu diambil dan diperiksa oleh ahli forensik, hasilnya menunjukkan adanya monosit yang berarti terdapat magh kronis.
"Itu artinya maag kronis dan itu artinya perdarahan lambung. Tapi, temuannya nggak cocok sama sianida," kata dr Djaja Aurya Atmadja.
Menurut dr Djaja, ahli forensik mana pun sudah pasti akan menyimpulkan adanya perdarahan lambung bila menemukan darah hitam.
Baca Juga: Pamer Pacar Baru, Putri Anne Mendadak Jijik: Mau Muntah
"Ada darah warna hitam (di lambung). Semua dokter forensik di mana pun kalau ada adarah hitam berarti darah kecampur sama asam lambung," katanya.
Namun, dr Djaja Surya Atmadja juga tak tahu pasti Mirna Salihin meninggal dunia akibat magh kronis dan minum kopi. Karena, ia tidak melakukan autopsi menyeluruh pada jenazah anak Edi Darmawan.