Suara.com - Edi Darmawan Salihin buka-bukaan soal pekerjaannya sekarang. Ayah Wayan Mirna Salihin korban kasus kopi sianida itu mengaku tak lagi memiliki bisnis.
Sebelumnya disebutkan bahwa Edi Darmawan Salihin merupakan seorang pengusaha yang memiliki beberapa perusahaan. Salah satu usaha miliknya adalah PT Fajar Indah Cakra Cemerlang, jasa ekspedisi di area Jakarta Pusat.
Dalam wawancara bersama Karni Ilyas yang dirilis pada Jumat (6/10/2023), Edi Darmawan Salihin mengungkap bagaimana dia bisa mengenal banyak polisi.
"Lah sejak kasus Mirna ini, saya memang kenal beberapa. Lha gimana sih? Orang saya semua yang ngurus, orang densus, nembak-nembak begitu, gimana enggak kenal? Kenal aja," ucap Edi Darmawan.
Baca Juga: 'Jangan Dibodohi Netflix' Ayah Wayan Mirna Sebut Jessica Wongso Jelas Penjahat
Karni Ilyas bertanya apakah pekerjaannya dulu menyuplai senjata untuk kepolisian. Ayah Mirna meluruskan bahwa yang disuplainya bukan polisi, melainkan TNI.
"Enggak, enggak. Saya waktu itu (supplier di) Angkatan Darat. Babek (Badan Pembekalan), Babek ABRI," katanya menjelaskan.
"Iya, pernah, sama teman dulu. Bayarannya tahu sendiri, kan, susah. Bangkrut, enggak mau terusin," katanya melanjutkan.
Kini, lelaki yang menikah lagi dengan perempuan muda bernama Tiara Agnesia itu mengaku sibuk berkebun cabai di dataran tinggi Bogor.
"Om sekarang sudah pensiun, sudah tua. Om sekarang ke gunung, larinya ke Bogor tuh daerah Pamijahan situ. Om nanam cabai, sudah panen dua kali, lumayan lah buat hidup," tuturnya.
Baca Juga: Janggal, Ahli Forensik Sebut Racun Sianida Tak Pernah Ditemukan dalam Darah dan Urine Mirna Salihin
Selain petani cabai, ayah Mirna Salihin juga menjadi pengumpul singkong yang kemudian diekspor melalui orang Korea.
"Terus tanah Om yang di Bitung itu buat ngumpulin singkong dari Lampung. Semua (dari) Sumatera ke bos saya itu namanya Haji Tabroni itu dia kirim ke Merak itu, dekat itu kan sama Pelabuhan Merak kan Om punya tanah," kata Edi.
"Itu kita jual ke orang Korea. Saya enggak ikut ekspor, karena ekspor sekali gagal, ditolak. Nah kalau melalui Korea ini dibayar terus, biarin lah, untuk dikit, enggak apa-apa," ujarnya lebih lanjut.
Edi Darmawan Salihin kini tak lagi menjalankan bisnis yang besar. Dia juga telah menjual setengah aset propertinya.
"Nah itu kerjaan Om sekarang kayak gitu, bukan kerja yang hebat-hebat kayak dulu, yang punya karyawan sampai 6 ribu. Itu jasa yang semua kartu kredit kita handle," ucap Edi.
Kontributor : Chusnul Chotimah