Suara.com - Otto Hasibuan menegaskan film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso yang mengangkat kasus Kopi Sianida Jessica Wongso merupakan karya jurnalistik Netflix. Menurut Otto, setiap narasumber yang tampil di film tersebut tidak mendapat bayaran.
Karena itu pula, Otto Hasibuan mengatakan ada beberapa narasumber yang gagal diwawancara dan tak tampil di film dokumenter itu karena tak bersedia atau meminta bayaran.
"Menurut orang Netflix, semua (orang yang terlibat) dihubungi, ada yang mau dan ada yang tidak. Ada yang mau tapi minta dibayar, sehingga tidak jadi," kata Otto Hasibuan dalam podcast Deddy Corbuzier yang diunggah Jumat (5/10/2023).
Otto Hasibuan pun tak tahu alasan orang-orang dari Netflix membuat film dokumenter tersebut. Menurutnya, kasus Kopi Sianida ini mungkin dipandang menarik, baik secara kemanusian, hukum dan lainnya.
"Mungkin mereka juga punya intelejen sendiri lihat kasus ini menarik dan layak difilmkan untuk kemanusiaan, hukum dan sebagainya," kata Otto Hasibuan.
"Makanya, dia bilang saya tidak mau membayar Rp1 pun termasuk pada siapa yang diwawancarai. Karena ini independen dan karya jurnalis," katanya melanjutkan.
Bahkan, mereka sudah berusaha meminta wawancara semua pihak yang terlibat dalam kasus Kopi Sianida, termasuk Krishna Murti dan Hani.
Namun, Krishna Murti selaku Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya ketika kasus Kopi Sianida Jessica Wongso menolak untuk diwawancara.
"Krishna Murti pun diminta menurut mereka, tapi enggak mau ya apa boleh buat," ujar Otto Hasibuan.
Begitu pula teman Hani, teman Mirna Salihin dan Jessica Wongso yang berada di tempat kejadian pun menolak dan langsung memblokir kontak orang-orang yang hendak mewawancarainya untuk kepentingan film Ice Cold.
"Hani juga dicari dan dikejar, tapi langsung diblok, enggak mau. Saya enggak tahu kenapa?" ujar Otto Hasibuan sambil menghela napas.