Suara.com - Imelda Wongso, ibu Jessica Wongso masih bersedih anaknya divonis 20 tahun penjara terkait kasus kematian Mirna Salihin akibat kopi sianida.
Sampai sekarang, Imelda Wongso masih meyakini bahwa putrinya, Jessica Wongso dizalimi oleh seseorang dalam kasus Kopi Sianida yang menewaskan Mirna Salihin.
Di sisi lain, ibu Jessica Wongso ini juga sangat menyesalkan sahabat anaknya, Mirna Salihin tidak dibawa menggunakan ambulans ketika kondisinya kritis setelah minum kopi.
Menurut Imelda Wongso, Mirna Salihin sebenarnya masih bisa terselamatkan bila suaminya, Arief Soemarko membiarkan dokter di Grand Indonesia, dr Joshua memberikan pertolongan pertama dan dilarikan menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.
"Mirna itu sebenarnya enggak meninggal kalau dibawa pakai ambulans. Ibu menyesalkan itu, kasih kesempatan dokter GI merawat dia (Mirna Salihin). Kan bisa dikasih oksigen," kata Imelda Wongso dilansir dari Intens Investigasi Selasa (3/10/2023).
Imelda Wongso masih ingat kala itu suami Mirna Salihin tidak membiarkan dr Joshua memberikan pertolongan pertama dan menolak membawa istrinya menggunakan ambulans sampai akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan.
"Waktu itu mau dikasih oksigen, terus langsung dijemput sama suaminya. Suaminya yang bawa, ya meninggalnya di perjalanan kan. Siapa yang salah?" ujar ibu Jessica Wongso.
Padahal, dr Joshua mengatakan Mirna Salihin masih bisa diselematkan dan tidak sedang diracun. Tak hanya itu, Imelda juga mengatakan dr Joshua sudah mengingatkan suami Mirna Salihin untuk membawa istrinya menggunakan ambulans.
"Mestinya minum kopi enggak meninggal. Dokter Joshua bilang dia enggak keracunan, dia mestinya enggak meninggal," ujar Imelda Wongso lagi.
Baca Juga: Pantas Tak Direstui Jadi Mantu, Marshella Aprilia Disebut Dapat MacBook dan Pegang ATM Pratama Arhan
"Itu salahnya, biarkan dr Joshua menangani dulu. Supaya dia tenang dulu pakai oksigen, baru dibawa pakai ambulans, enggak akan meninggal kalau dr Joshua yang menangani," katanya melanjukan.
Menurut Imelda Wongso, kematian Mirna Salihin ini juga atas keteledoran suaminya, Arief. Sedangkan, dokter di GI dan RS Abdi Waluyo yang menolong Mirna Salihin juga sama-sama dokter umum.
"Mestinya Mirna enggak meninggal kalau suaminya enggak teledor. Suaminya teledor itu enggak memberikan kesempatan dokter di Grand Indoenesia menangani lebih lama," ucap Imelda.