Rumah Produksi Film Porno di Jaksel Untung Setengah Miliar per Tahun, Pemainnya Digaji Rp10 Juta

Selasa, 12 September 2023 | 17:30 WIB
Rumah Produksi Film Porno di Jaksel Untung Setengah Miliar per Tahun, Pemainnya Digaji Rp10 Juta
Foto Siskaeee di film Keramat Tunggak. (Twitter/@linkdoodterbaru)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polda Metro Jaya menggerebek Rumah Produksi atau Production House (PH) Kelas Bintang di Jakarta Selatan lantaran memproduksi fim pornografi. Dalam satu tahun, PH tersebut telah memproduksi 120 judul film.

Meski belum lama beroperasi, jumlah pelanggan rumah produksi tersebut sudah mencapai 10 ribu. Mereka dapat mengakses konten secara streaming di tiga link situs berbayar.

Virly Virginia dan Raja Adipati (YouTube)
Virly Virginia dan Raja Adipati (YouTube)

Menurut Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, sebagian besar pemain adalah selebgram dan artis.

“Jadi, perlu saya sampaikan di sini latar belakang dari pemeran wanita di sini mulai dari artis, foto model, maupun selebgram," kata Ade Safri Simanjuntak, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (11/9/2023).

Polisi sudah mengantongi identitas mereka. Pemeran wanita berinisial VV, SKE, CN, SE, E, BLI, M, MGP, S, J, ZS, AB, dan pemeran pria berinisial BP, P, UR, AG (AD), RA.

Tiga sosok yang sudah terungkap ke publik adalah Siskaeee, Virly Virginia dan Raja Adipati.

Siskaeee [YouTube Nexera Entertainment]
Siskaeee [YouTube Nexera Entertainment]

Sebagai pemeran bintang porno, ternyata Siskaeee, Virly Virginia dan Raja Adipati mendapat bayaran yang tidak begitu besar, yakni sekitar Rp10 juta hingga Rp15 juta per satu judul film.

Berbanding terbalik dengan para pemainnya, rumah produksi justru mendapat keuntungan mencapai ratusan juta.

"Jumlah keuntungan yang didapat tersangka kurang lebih satu tahun beroperasi dimulai awal 2022 sudah sekitar Rp 500 juta," kata Ade.

Baca Juga: Ada Adegan Siskaeee Salat Sebelum Berhubungan Intim di Keramat Tunggak

Selain itu, para pemain juga tidak memiliki kontrak kerja yang jelas. Rumah produksi hanya akan membayar sesuai dengan kesepakatan dengan pemain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI