Suara.com - Artis sekaligus kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Narji mengomentari langkah Anies Baswedan menggandeng Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) di Pemilu 2024. Ia tidak terkejut dengan hal itu.
"Dalam berpolitik, jangan pernah kaget," ujar Narji di kawasan Tendean, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Tiga tahun berkecimpung di dunia politik membuat Narji belajar banyak hal. Salah satunya seperti pergeseran arahan atau kebijakan politik yang bisa terjadi begitu cepat seperti saat duet Anies-Cak Imin terbentuk.
"Informasi-informasi bisa berubah kapan aja. Untuk pribadi gue sendiri aja, banyak perubahan kebijakan yang kita rasain. Tiba-tiba Narji harus di dapil sana, tiba-tiba nomor urut. Dari situ aja gue udah belajar," kata Narji.
Baca Juga: Perang Sindiran Gus Yaqut Vs Kubu Anies, Siapa Jualan Agama Buat Politik?
Hanya saja, Narji enggan mengutarakan opini pribadi tentang keputusan Anies Baswedan berpasangan dengan Cak Imin sebagai bacapres dan bacawapres. Ia memilih menyerahkan masalah dukungan terhadap Anies ke petinggi PKS.
"Masalah itu, gue serahkan kepada DPP, KMS dan presiden (Ahmad Syaikhu)," kata Narji.
Narji sadar, dirinya masih berstatus sebagai kader muda di PKS. Ia cuma bergerak mengikuti arahan petinggi partai, termasuk dukungan terhadap pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin.
"Gue sih di sini ibaratnya sebagai kader baru 3 tahun, jadi sami'na wa atho'na (kami dengar dan kami ikuti) aja sama apa arahan dari atasan, kebijakan dari atasan. Masalah kebijakan nasional, ah, belum waktunya," ucap Narji.
Sebagaimana diketahui, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bentukan Partai Nasdem, Demokrat dan PKS mengambil langkah mengejutkan. Nasdem lewat arahan Surya Paloh resmi menunjuk Cak Imin selaku Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai cawapres Anies Baswedan di Pemilu 2024 pada Sabtu (2/9/2023).
Baca Juga: Dipanggil Kasus Dugaan Korupsi di Kemenaker, KPK: Tak Ada Kaitannya dengan Cak Imin Cawapres
Menurut Partai Demokrat, Surya Paloh mengambil keputusan sepihak saat mengesahkan pembentukan duet Anies-Cak Imin sebagai capres dan cawapres. Hal itu membuat Partai Demokrat yang mengusung AHY sebagai cawapres merasa dikhianati.
Di hari yang sama dengan penetapan pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin, Partai Demokrat menyatakan sikap dengan keluar dari KPP. Secara otomatis, dukungan suara terhadap Anies pun ikut dicabut.
Bukan cuma Demokrat, deklarasi duet Anies Baswedan dan Cak Imin juga tidak dihadiri Ahmad Syaikhu maupun kader PKS lain. Hanya sang sekretaris jenderal Habib Aboe Bakar yang datang ke lokasi berlangsungnya acara di Hotel Majapahit atau Hotel Yamato, Surabaya, Jawa Timur.
Hanya saja, PKS tetap menyatakan dukungan ke Anies Baswedan. Ahmad Syaikhu menyebut kader-kader PKS ikut menyaksikan deklarasi duet Anies-Cak Imin lewat daring di Jakarta.