Suara.com - Presiden Soekarno memiliki artis yang digemari di masanya yakni Titien Sumarni.
Titien lahir di Surabaya pada 28 Desember 1932. Titien Sumarni meroket menjadi salah satu aktris Indonesia yang paling populer pada awal 1950-an. Prasanya yang menawan bahkan membuat Titien disebut-sebut sebagai Marilyn Monroe-nya Indonesia.
Karir Titien mengalami perkembangan yang sangat cepat. Bagaimana tidak, dalam kurun waktu lima tahun, Titien telah membintangi tiga puluh fim.
Titien juga menjadi manajer suara dalam sebuah film dan melalui Ttitien Sumarni Motion Pictures, aktris tahun 1950-an itu juga memproduksi lima film, diantaranya Putri dari Medan, Mertua Sinting, Tengah Malam, Sampah, dan Saidjah Putri Pantai.
Baca Juga: Buntut Promosikan Judi Online, Wulan Guritno Segera Diperiksa Polisi
Film-film yang pernah dibintanginya adalah Seruni Laju, Gadis Olahraga, Kenangan Masa, Main-Main Djadi Sungguhan, Dunia Gila, Sepandjang Malioboro, Apa Salahku, Pengorbanan, Terkabul, Pahit-Pahit Manis, Satria Desa, Si Mientje, Ajah Kikir, Asam Digunung Garam Dilaut.
Film lainnya adalah Gara-gara Hadiah, Lagu Kenangan, Putri Solo, Dewi dan Pemilihan Umum, Antara Tugas dan Tjinta, Klenting Kuning, Konde Tjioda, Lewat Djam Malam, Perkasa Alam, Putri dari Medan, Kasih Sajang, Sedarah Sedaging, Senjum Derita, Sampah, Saidjah Putri Pantai, dan Djanjiku.
Film terakhir Titien adalah Djanjiku pada tahun 1956. Sejak saat itu, popularitasnya menurun dan kabarnya sudah tidak terdengar lagi. Tragisnya, pada tahun 1966, ia diberitakan ditemukan tengah tergeletak dalam sebuah bangsal perawatan sebagai pasien dari seorang paranormal yang dikenal dengan sebutan “Mamih Aceng” yang berada di kawasan Stasiun Bandung.
Diketahui kala itu Titien tengah melakukan usaha untuk mengobati infeksi paru-parunya. Pada akhirnya, ia dirawat dengan dibantu oleh rekan-rekan sesama artis, ia dirawat di rumah sakit dan akhirnya meninggal pada 13 Mei 1966.
Kematian Titien yang secara mendadak tersebut sontak membuat publik bertanya-tanya. Pada akhirnya, penyebab dari kematian Titien disampaikan oleh dokter yang menanganinya, Benjamin K. Supit.
Benjamin mengatakan bahwa penyebab kematian Titien adalah akibat keracunan makanan setelah Titien menyantap makanan yang diberikan oleh seseorang yang tidak dikenal. Akan tetapi, tak lama kemudian, Benjamin meralat pernyataannya dan kepolisian mengeluarkan keterangan resmi mengenai penyebab kematian Titien yakni akibat komplikasi penyakit.
“Sebab kematian Titin Sumarni, bukan karena keracunan tapi akibat komplikasi antara penyakit lama yang dideritanya dengan serangan buang air terus menerus,” tulis Harian Selecta, pada 13 Juni 1966.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma