Suara.com - Nama Sus Rini pengasuh Rayyanza Cipung kerap menjadi sorotan publik. Lantaran ia sangat telaten dalam mengurus anak kedua pasangan Nagita Slavina dan Raffi Ahmad. Bahkan, berkat dirinya Rayyanza kerap disebut-sebut bayi yang pintar.
Terbaru, Sus Rini menceritakan soal pengalaman pekerjaannya dulu sebelum akhirnya menjadi pengasuh Rayyanza. Ia mengaku pernah menjadi seorang TKW.
Sus Rini mengaku kalau dirinya harus bekerja jadi TKW di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Mengingat pada saat itu sang suami sempat kecelakaan.
Menurutnya, jika harus mengandalkan gajinya pada pekerjaan di Indonesianya hanya cukup untuk kebutuhan harian saja. Mengingat saat itu kebutuhannya lumayan banyak.
Baca Juga: Waspada Berolahraga di Coastal Area Karimun, Seorang Wanita Jadi Korban Pelecehan Seksual
"Mikirnya kalau (bekerja) di Indonesia lagi gajinya nanti buat beli susu, buat ini, buat itu (habis)," ungkap Sus Rini dalam video di kanal YouTube Noice, dikutip Sabtu (5/8/2023).
Siapa sangka tinggal dan bekerja di luar negeri tak sesuai ekspektasi Sus Rini. Ia mengaku sangat kesulitan selama bekerja di Yordania.
Pengasuh Rayyanza itu mengatakan kerap dipaksa melakukan pekerjaan yang tak sesuai dengan kesepakatan kerja. Bahkan, ia pernah diminta untuk melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan laki-laki.
"Ngurus orang tua. Tapi disana itu tiap Jumat saya itu kalau nggak ngecat rumah, cuci mobil. Pokoknya di luar pekerjaan saya lah," ungkap Sus Rini.
Bahkan, hal yang lebih parah pun pernah dialami Sus Rini ketika bekerja jadi TKW. Ia mengatakan pernah dilecehkan hingga akhirnya memilih kabur dan lapor ke pihak kedutaan.
Baca Juga: MA Mengaku Trauma Atas Pelecehan yang Dialaminya, dr. Richard Lee: Jadikan...
"Saya kabur karena saya (mengalami) pelecehan seksual," tuturnya.
"Habis kabur saya larilah ke kedutaan. Di situ saya banyak belajar banyak orang sakit, banyak orang ini, itu," sambung Sus Rini.
Namun sayangnya, saat di kedutaan ia harus ditahan 10 bulan tanpa mendapat gaji. Maka dari itu, ia sempat kesulitan berkomunikasi dengan keluarga hingga tak bisa mengirim uang.
"Terus ditahan saya di kedutaan sampai selama 10 bulan," ungkapnya.
"Nggak ada komunikasi, nggak ada penghasilan. Yang setahunnya saya ngirim, yang setahunnya pas di kedutaan enggak," pungkasnya.