Suara.com - Artis Lucky Hakim menceritakan megahnya Pondok Pesantren Al Zaytun. Dia memang pernah datang ke ponpes yang diduga menistakan agama itu sebanyak dua kali pada tahun lalu saat masih menjabat sebagai Wakil Bupati Indramayu.
Tidak seperti pondok pesantren pada umumnya, menurut Lucky bangunan dan lahan Al Zaytun sangat luas serta megah. Bahkan di sana terdapat sawah garapan pribadi, kapal laut, dan masjid dengan daya tampung luar biasa di dalamnya.
"Tanahnya besar sekali, lahannya dipakai untuk bertani secara modern, perternakannya ada juga ada. Saya juga lihat masjidnya besar sekali, daya tampungnya bisa sampai puluhan ribu bahkan lebih besar daripada Istiqlal," ujar Lucky Hakim sebelum diperiksa sebagai saksi di Bareskrim Polri, Jumat (14/7/2023).
"Ada kapal-kapal yang dibuat, dimiliki oleh Al Zaytun mungkin sekitar berapa gross ton. Mungkin harganya mahal-mahal," katanya lagi.
Lebih lanjut kata Lucky Hakim, saking besarnya lahan pesantren Al Zaytun, jarak antar pagar menuju bangunan sangat jauh. Pagar megah itu juga hampir selalu tertutup.
Awalnya, Lucky Hakim merasa janggal dengan hal itu. Namun kemudian Panji Gumilang selaku pimpinan ponpes tersebut mengatakan pagar tersebut dibuat agar kambing-kambing milik pesantren tidak kabur dan hilang.
"Dari pagar depan pagarnya ditutup, saya tanya 'Syekh, kenapa pagar ditutup, orang kalau mau salat gimana?' 'Ya salat, salat saja, pagar ditutup itu kan karena memang kita punya aset banyak. Lihat tuh Luk, itu kambing2 kan memang diumbar, kambingnya kan banyak, kalau misalnya nggak ditutup kan bisa hilang atau keluar,' yang kemudian itu masuk akal buat saya," kata Lucky.
Punya bangunan luar biasa megah, jumlah pengeluaran Al Zaytun untuk membayar listrik mencapai ratusan juta per bulannya. Tidak hanya itu, ponpes milik Panji Gumilang juga merupakan penyumbang terbesar bagi PBB dari Indramayu.
"Al Zaytun ini juga pembayar PBB terbesar di Indramayu dan bayar listriknya pun mahal, sampai Rp 170 juta," katanya.
Hal ini yang kemudian membuat Lucky Hakim tertarik mempelajari Al Zaytun. Ia ingin mengulik cara Panji Gumilang mengelola ponpesnya dan supaya bisa ditiru oleh masyarakat Indramayu lainnya.
Namun setelah dua kali pertemuan dengan Panji Gumilang, Lucky tidak pernah datang lagi ke Al Zaytun. Kendati begitu ia merasa lega tidak terlibat terlalu dalam dengan ponpes yang sedang berpolemik itu.