Suara.com - Nama Coki Pardede sempat disorot lagi gara-gara video lamanya saat mentertawakan candaan Adriano Qalbi soal Idul Adha viral di media sosial.
Hanya saja, Coki Pardede terkesan tidak memedulikan hal itu. Ia tetap menjadikan lelucon sensitif sebagai konten di media sosial.
Coki Pardede punya dasar di balik kebiasaan membuat lelucon sensitif. Ia merasa tidak ada batasan tertentu dalam menyampaikan lelucon.
"Apa sih batas jokes? Nggak ada," tulis Coki Pardede di Threads, Selasa (11/7/2023).
Selagi punya mental untuk bertanggung jawab atas konsekuensi dari leluconnya, Coki Pardede merasa seseorang bebas menyampaikan candaan apa saja.
"Batas jokes itu cuma nyali dan waktu lo. Kalau punya nyali dan waktu buat ngurusin konsekuensi dari jokes, silakan bikin jokes apa pun," terang Coki Pardede.
Namun bila tidak punya mental untuk bertanggung jawab atas konsekuensi leluconnya, Coki Pardede pun ikut mengharamkan candaan yang beresiko.
"Kalau nggak punya nyali dan waktu buat ngurusin konsekuensinya, ya jangan nge-jokes yang beresiko. Simpel," kata Coki Pardede.
Tulisan Coki Pardede menuai pro kontra. Ada warganet yang sependapat dengan pemikiran Coki Pardede.
Baca Juga: Bilang Nabi Ibrahim Bikin Prank Terparah di Muka Bumi, Ini Klarifikasi Coki Pardede
"Selera tawa orang beda-beda. Kasihan sekali kalau selera tawa kita ada di wilayah terlarang, bisa muram seumur hidup," tulis pemilik akun @ione*** di kolom komentar.
Namun ada juga warganet yang menyebut komika-komika seperti Coki Pardede untuk berpikir lebih cerdas dalam melempar candaan.
"Mungkin batasan jokes adalah kecerdasan komedian untuk bisa membaca tingkat pemahaman sebuah komunitas," ucap pemilik akun @reo***.
Coki Pardede sendiri memilih tidak menanggapi pro kontra atas pernyataan tentang kebebasan berkomedi yang ia buat.