Suara.com - Denada mengambil langkah mengejutkan untuk hidupnya. Ia merombak struktur wajah lewat operasi plastik.
"Sebulan lalu aku baru selesai operasi plastik di Korea Selatan. Aku oplas di bagian bawah dagu. Hasil wajah ini baru beres satu minggu lalu," ungkap Denada di kawasan Kemang, Jakarta baru-baru ini.
Denada ingin wajahnya tetap terlihat kencang dan segar. Sebelum operasi, Denada sudah menemukan tanda-tanda penuaan dari wajahnya.
"Aku berusaha mengencangkan kulit aku. Memang mau melihat lebih kencang dan segar kulitnya," terang Denada.
Baca Juga: Denada Masih Harus Bolak-balik Jakarta-Singapura demi Anak, Rela Naik Kapal Feri untuk Hemat Biaya
"Usia aku kan memang muda lagi, jadi ya namanya manusia, bertambahnya umur ya prosss menua pasti akan terjadi. Kulitku sudah tidak sekencang dulu karena sudah turun, memang sudah terlihat itu semua," sambungnya.
Denada khawatir, dirinya bakal kehilangan pekerjaan bila tidak menjaga penampilan di depan kamera. Operasi plastik jadi salah satu bentuk ikhtiarnya.
"Aku butuh itu buat modal kerja. Sudah sekarang nggak ada apa-apa, ketika ada uang segala macam, nggak aku pakai beli tas. Mending investasi ke operasi plastik," terang Denada.
"Suka tidak suka ya itu bagian dari dunia entertainment dan para pekerja seni. Merawat kulit dan muka itu jadi bentuk ikhtiar dalam bekerja," lanjutnya.
Denada kini merasa lebih percaya diri dengan struktur baru wajahnya saat tampil di depan kamera. Ia selama ini dibuat minder dengan paras cantik artis-artis yang usianya lebih muda.
Baca Juga: Anak Tanya Soal Jerry Aurum Dipenjara, Denada Konsul ke Psikolog
"Insecure pasti. Namanya perempuan. Apalagi saya kerjanya di depan kamera dan dilihat banyak orang," ucap Denada.
Sebagaimana diketahui, Denada butuh biaya tidak sedikit selama menetap di Singapura bersama Aisha. Situasi diperparah dengan pembatasan kegiatan selama pandemi Covid-19 yang membuat Denada cuma bisa mengandalkan tabungan untuk bertahan hidup.
Setelah pandemi Covid-19 mereda, Denada memutuskan untuk tetap mengambil tawaran pekerjaan dari Indonesia. Ia tak mau lagi merasakan beratnya hidup di Singapura tanpa pemasukan.