Suara.com - Aktor Emir Mahira terkenal berkat perannya dalam film Garuda di Dadaku yang tayang 2009 lalu. Perannya saat itu mendapat banyak apresiasi dari para penggerak industri film.
Ia bahkan meraih penghargaan aktor terbaik berkat perannya sebagai Bayu. Tetapi tidak lama dari itu, Emir Mahira memutuskan pindah ke Kanada dan bersekolah di sana hingga lulus kuliah.
Tinggal di negara orang selama 10 tahun membuat Emir sempat memilih untuk tidak melanjutkan kariernya di dunia peran. Namun setelah mencoba berbagai macam pengalaman, hatinya tetap terpaut pada industri film.
Bintang Dear David itu kemudian memutuskan untuk kembali berakting saat pulang ke Indonesia. Tetapi karena sudah lama ia meninggalkan karier aktingnya, nama besar aktor cilik Emir Mahira sudah lepas dari dirinya.
Baca Juga: Bintangi Film Onde Mande!, Emir Mahira Butuh Waktu untuk Capai Emosi
Ia kembali menjadi aktor baru dan ditolak oleh semua projek film. Lalu bagaimana perjalanan karier Emir Mahira dalam comeback-nya di dunia peran?
Simak interview Suara.com dengan Emir Mahira berikut ini.
Bagaimana Awal Mula Karier Akting Emir Mahira?
Aku dulu mulai dulu di Garuda di Dadaku. Waktu itu aku nggak ada rencana apa-apa untuk akting, tapi kebetulan waktu itu aku lagi latihan bola di sanggar aku, lalu tiba-tiba kepilih untuk jadi Bayu. Dari situ aku jalanin akting dan ternyata aku suka.
Nah tapi ada masa di mana aku ingin nyoba hal-hal lain, jadi aku keluar negeri untuk sekolah, untuk mencoba hal-hal baru. Dan ketika di sana aku sadar bahwa akting itu untuk aku adalah benar-benar passion, itu (akting) sesuatu yang membuat aku merasa pekerjaan terasa seperti main. Dan dari situ aku mencoba untuk masuk berakting lagi.
Baca Juga: Shenina Cinnamon dan Jajang C. Noer Bawa Budaya Minang di Film Onde Mande!
Namun karena sudah lama vakum, sempat juga aku sering ditolak-tolak, karena ya masuk akal juga orang-orang nggak tau kapasitasku di seberapa. Tapi alhamdulillah dapat proyek yang cukup oke, dan dari situ aku mulai diliat lagi dan sekarang aku menjalani karier aku yang sudah sesuai, sesuai passion aku, yaitu berakting.
Film Apa yang Membuat Emir Yakin Ingin Berkarier di Industri ini?
Kalau aku memang projek film pertama, Garuda di Dadaku, film itu aku kerjakan dengan asyik banget dan krunya juga supportif. Film itu jadi film yang ideal banget buat aku masuk ke lingkungan itu, karena aku mendapatkan hal-hal menyenangkan dari itu. Bukan syuting yang kerjanya sampai malam banget atau jadwalnya yang ngaret banget, jadi suasana kerjanya waktu itu bagus banget.
Kalau film yang aku tonton yang jadi turning point adalah film Penyalin Cahaya, pemeran utama perempuan di film itu menurut aku keren banget, dan di situ aku berharap semoga suatu hari aku bisa satu proyek sama dia.
Dari Luar Negeri Akhirnya Kembali Berakting Lagi, Ceritanya Bagaimana?
Aku sempat kerja kantoran dulu, waktu kerja kantoran aku sempat nggak dapat job sama sekali di sana, sampai aku dapat job jadi tukang cuci piring, terus aku ngerasain pengalaman banyak job dan aku sadar aku nggak bisa berdiam di satu tempat, aku haru bergerak, bersosialisasi, ngobrol, lalu aku sadar bahwa itu ruang kerja aku. Jadi aku merasakan akting itu cocok buat aku di saat aku sedang tidak akting.
Film Apa yang Membuat Emir Akhirnya Dikenal Orang Lagi?
Film Dear David, karena film itu mengangkat topik yang cukup berani, jadi dari situ lah orang-orang mulai ngobrolin namaku lagi.
Rencananya, Emir akan Berkarier sebagai Aktor Sampai Usia Berapa?
Selama aku masih dipercaya untuk akting. Tapi aku juga mau mengarah ke produser sih insyaallah, mungkin di umur 30-an, 40-an, nggak tau. Yang jelas, aku merasa percaya sama taste aku, tetapi aku tuh nggak cukup kreatif untuk membuat cerita sendiri.
Aku suka banget kerjasama sama orang lain, aku juga suka memberikan creative direction ke cerita yang aku merasa harus seperti ini. Jadi insyaallah kedepannya aku mau jadi produser.
Karakter Apa yang Ingin Emir Coba Selanjutnya?
Aku pengin coba karakter yang receh sih, kan dari kemarin aku dapat karakter serius terus, jadi aku ingin dapatin karakter receh, nggak tau kenapa selama ini aku selalu dapat karakter yang bebannya tuh banyak banget, selalu yang pundaknya tuh turun. Jadi ingin dapat karakter yang slengean, yang receh, itu belum pernah sih.
Kalau jadi karakter kocak di film komedi itu belum pernah, karena aku nggak lucu, tapi ingin, ingin coba. Dan aku tau komedi itu salah satu peran yang paling challenging di industri ini, karena beban komedi itu nggak gampang. Melucu itu nggak gampang, tapi aku tertarik sih. Walaupun aku nggak tau aku bisa apa nggak, tapi aku mau coba.
Emir Masih Sering Belajar Mendalami Peran?
Tentunya. Karena peran itu mau seberapa sama pun peran di setiap film, pasti tetap ada perbedaan. Dan itu kan sebenarnya kita mendalami kehidupan orang lain, karakter orang lain, dan dari situ pun kita bisa tau 'Oh kalau orang ini tuh karakternya begini, background-nya begini, cara pendekatannya begini'. Jadi akting itu mau ngambil proyek apapun menurut aku kalau dilakukan dengan benar itu opportunity untuk mengasah empati kita.
Pandangan Emir Soal Komentar Buruk?
Jujur, pasti kadang-kadang kita kesentil lah dengan komen-komen seperti itu, namanya juga kita manusia. Tapi akhirnya ya kita haru sadar, seberapa bisa kita mengontrol emosi kita dan bagaimana kita menyalurkan emosi kita untuk hal yang positif.
Kalau kita kena komentar kritik yang terlalu pedas, kita harus ingat, sebagai pemain itu kiblat kita ke mana, soalnya kan banyak orang-orang yang komentar datang bukan dari industri yang sama dengan kita, jadi kita harus sadar pegangan kita itu di mana, yaitu di sutradara, di penulis skenario, atau di produser.
Jadi kalau kritik datang dari salah satu dari mereka, baru akan kita perbaiki karena kita bekerja untuk mereka. Daripada kita dengarkan omongan orang lain, lebih baik fokus kembangkan potensi kita bersama mereka.
Kapan Emir Merasa Puas Saat Berakting?
Aku paling puas saat menurut aku penampilanku di dalam film itu berhasil. Bagiku kalau orang-orang menikmati proyek yang aku mainkan, itu nilai plus. Tetapi aku tetap paling merasa puas saat berperan dengan baik.
Hambatan yang Dirasakan Emir dalam Karier Akting?
Jujur, nggak banyak orang yang ada di posisi aku yang dulu terkenal sebagai aktor cilik, yang alhamdulillah dulu sempat dapat apresiasi, jadi aku harus beradaptasi menyesuaikan diri di industri ini kalau aku sudah bukan siapa-siapa lagi, dan sudah harus meninggalkan nama saat aku aktor cilik itu, dan harus kembali dengan nama baru.
Jadi hambatannya ya sempat ditolak-tolak proyek, sempat satu atau dua tahun ditolak semua projek bahkan untuk peran kecil pun. Dan akhirnya alhamdulillah diterima berperan di Dear David dan jadi berlanjut sampai sekarang.