Dokter Richard Lee Curhat Anak Ketiganya Autis, Sang Istri Menangis: Aku Masih Menyangkal Dia Autis

Selasa, 13 Juni 2023 | 12:34 WIB
Dokter Richard Lee Curhat Anak Ketiganya Autis, Sang Istri Menangis: Aku Masih Menyangkal Dia Autis
dr Richard Lee dan dr Reni Effendi ([email protected]_lee)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter Richard Lee dan istri, dr Reni Effendi akhirnya buka suara soal kondisi anak ketiganya yang didiagnosis autis.

Dokter Richard Lee menegaskan bahwa dirinya dan sang istri tidak berusaha untuk menutup-nutupi kondisi anak ketiganya yang menyandang autis. Namun, sekarang mereka perlu klarifikasi setelah kabar ini mulai simpang siur.

dr Richard Lee curhat anaknya autis (Instagram/@lambe__danu)
dr Richard Lee curhat anaknya autis (Instagram/@lambe__danu)

"Ada beberapa hal yang harus saya klarifikasi. Pertama, saya tidak mau menutupi ini karena malu atau aib, tapi karena beberapa masalah pribadi keluarga saya. Bukan ranah publik dan ini ranah privasi, jadi enggak pengin terlalu diumbar. Meskipun kami ada pembicaraan berdua kalau nanti Kenzo sembuh, kami akan share," ujar dr Richard Lee dilansir dari unggahan Instagram @lambe__danu, Selasa (13/6/2023).

Pemilik klinik kecantikan Athena ini berencana akan menceritakan kondisi anaknya yang autis pada waktu ya tepat dan ingin membagikan perkembangannya.

Baca Juga: Batal Cari Indekos, Inge Anugrah Pilih Tempat Tinggal Ini, Pasca Diangkat Jadi Direktur dr Richard Lee

Namun, dr Richard Lee mendadak teringat anak ketiganya yang autis dan kelepasan membahas hal itu ketika membuat konten bersama Inge Anugrah.

"Ya kedua kemarin itu kan sengaja cerita sama Inge. Karena, terkejut Inge S2-nya di bidang anak kebutuhan khusus, sehingga saya teringat anak saya. Menurut saya, orangtua yang dititipkan anak yang punya kebutuhan khusus itu orangtua yang luar biasa," ujar dr Richard Lee.

Sementara itu, istri dr Richard Lee, Reni Effendi merasa kebanyakan orang melihat kehidupannya sangat sempurna dan luar biasa. Karena, hal itulah yang ingin mereka tampilkan di media sosial.

Namun, kenyataannya dr Reni Effendi menyadari bahwa setiap keluarga pasti memiliki kekurangan masing-masing, termasuk dirinya yang dikaruniai anak autis.

"Ya aku rasa sih di setiap keluarga pasti ada tidak perfect-nya lah ya. Kebetulan kami dikasihnya anak yang berkebutuhan khusus, ya itulah kekurangan kami. Tapi, aku enggak menganggap itu sebagai kekurangan. Mungkin itu hadiah dari Tuhan supaya kami bisa memaknai hidup ini," imbuhnya.

Baca Juga: Nelangsa Tak Punya Harta Usai Cerai, Terkuak Orangtua Inge Anugrah Ternyata Tajir Melintir Sejak Lahir: Hobi Habisin Duit Ortu

Dokter Richard Lee pun tak perah kecil hati atau merasa kasihan pada anak ketiganya, Kenzo. Meskipun, sang istri sering panik, sedih dan ketakutan bila anak ketiganya itu tidak bisa hidup independen.

Dokter Richard Lee juga bercerita bahwa ketiga anaknya lahir normal dan tidak ada masalah apapun selama kehamilan. Namun, perkembangan anak ketiganya ini berbeda dengan anak pertama dan kedua.

Reni Effendi sudah menyadari ada yang kurang dari anak ketiganya sejak usia 1,5 tahun. Kala itu, ia sudah berusaha mengajak anaknya pergi ke terapis dan dokter, tetapi tidak menunjukkan kemajuan apapun.

"Kenzo lahirnya normal. Anak pertama lahir normal, anak kedua lahir normal dan anak ketiga lahir normal tidak ada masalah dalam kandungan atau kelahiran. Sampai akhirnya di tahun ketiga dia ulang tahun, dia belum bisa berbicara," ujar dr Richard Lee.

"Sebenarnya aku sudah tahu dari umur 1,5 tahun. Sudah dibawa juga ke dokter dan sudah diterapi dari umur dua tahun, tapi memang tidak ada kemajuan. Ya aku cuma mungkin di Indonesia ini terapi untuk anak kebutuhan khusus sulit, apalagi di daerah kayak Palembang," tutur dr Reni sambil menangis.

Dokter Reni Effendi mengatakan awalnya anak ketiganya itu didiagnosis hanya speech delay. Kemudian, Kenzo didiganosis autis sekitar usia 2-2,5 tahun.

Namun, ia sempat berusaha menyangkal anaknya autis dan terus terapi untuk sang putra. Sampai akhirnya, anaknya tetap tidak bisa berbicara hingga usia 3,5 tahun dan istri dr Richard Lee mulai berusaha menerima.

Meski begitu, dr Reni Effendi tidak menyerah untuk mengajak anaknya menjalani terapi. Bahkan, ia juga memiliki bekal ilmu kedokteran mulai belajar tentang anak autis agar tak tergantung dengan terapis.

"Aku sampai dia umur 3,5 tahun ini masih menyangkal bukan autis dia ini. Dia ini cuma speech delay, tapi ujung-ujungnya aku harus menerima kenyataan kalau anak aku autis dan aku mulai mempelajari," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI