Suara.com - Sebuah utas yang dibuat oleh akun @HeyFarahhh di Twitter pada Kamis (1/6/2023) ramai menyedot perhatian warganer. Utas tersebut berisi pengakuan Farah yang ditelantarkan oleh seorang pengacara sekaligus wakil ketua umum partai politik.
RR, inisial sang waketum, disebut-sebut memiliki imej yang baik dan dermawan. Orang yang mengenalnya kemungkinan tidak akan menyangka dia seburuk dan sekejam apa yang disebutkan dalam utas.
"Tapi di sini saya ingin mencurahkan kesakitan saya tanpa mengurangi atau melebihkan cerita sesungguhnya. Sekadar ingin meluapkan sakit yang saya rasakan, seperti bercerita pada Allah saja rasanya tidak cukup," ujar akun @HeyFarahhh dalam utas yang hingga kini telah dilihat lebih dari 841 ribu kali di Twitter.
Menurut pengakuan @HeyFarahhh, dia ditinggalkan oleh RR ketika kandungannya berusia sembilan bulan tanpa penjelasan apapun.
"Tepat di tanggal 12 Maret saya ditinggalkan. Semua kontak bahkan sosmed dia blokir, hanya menyisakan Instagram sebagai sarana kami berkomunikasi. Itupun tanpa saling follow," katanya mengungkap.
Perempuan yang mengaku istri kedua RR ini akhirnya melahirkan anak dalam kandungannya. Bahkan sampai anaknya lahir, RR tak juga menemui mereka, padahal dia sudah dihubungi berkali-kali via DM Instagram.
"Sampai akhirnya, saya bertanya, 'tidakkah kamu memiliki naluri seorang ayah?' Atau minimal sebagai manusia yang memiliki nurani," ungkap perempuan tersebut.
Setelah disentil dengan pertanyaan tersebut, barulah RR merespons dan menanyakan keadaan anaknya. Namun dia mengatakan untuk tidak perlu bertemu lagi, cukup komunikasi melalui DM Instagram saja.
Tak hanya memutus komunikasi dengan istri dan anaknya, RR hanya mampu memberi nafkah untuk kebutuhan bayi sebenar Rp100-150 ribu saja.
"Uang segitu untuk kebutuhan bayi baru lahir. Padahal bayi baru lahir butuh banyak sekali biaya, sementara dia masih bisa mentraktir teman-temannya," ujar perempuan tersebut.
"Ya, seorang lawyer dengan banyak kasus dan seorang wakil ketua umum partai hanya memberikan 100rb-150rb untuk anaknya," imbuhnya.
Kontributor : Chusnul Chotimah