Suara.com - Rizky Febian masih mengingat jelas pertemuan terakhirnya dengan mendiang Lina Jubaedah sang ibunda. Kala itu, mendiang Lina diceritakan memaksanya datang ke Garut, Jawa Barat.
"Tiba-tiba aku disuruh dateng. Mama orangnya nggak pernah maksa. Tapi hari itu, hari terakhirnya, dia maksa. 'Mama kecewa kalau sampai Aa nggak dateng'," ungkap Rizky Febian kepada Denny Sumargo.
Dalam podcast yang tayang pada Rabu (26/4/2023) tersebut, Rizky Febian juga menceritakan sejumlah pertanda kepergian sang ibunda. Rizky Febian kala itu diminta merokok di depan mendiang Lina Jubaedah, padahal biasanya sembunyi-sembunyi.
Lina Jubaedah juga diceritakan amat cantik di hari itu, bahkan wajahnya seperti bercahaya bak muda kembali ke masa SMA. Namun yang paling diingat Rizky Febian adalah ketika Lina menanyakan Sule.
Baca Juga: Pilu! Rizky Febian Sebut Lina Jubaedah Ingin Rujuk dengan Sule Sebelum Meninggal
"Kondisi ayah kan saat itu mau nikah nih. Ada isu mau nikah. Di situ timbul rasa ke-jealous-an Mama. 'Itu si ayah lagi deket sama si ini ya, gimana?'," beber Rizky Febian.
Di tahun 2020, Sule sempat merencanakan pernikahan dengan Naomi Zaskia pada bulan April. Yang menarik, Lina Jubaedah yakin apabila Sule tidak berjodoh dengan wanita tersebut.
"Terus Mama bilang gini 'Bilang aja, jodoh ayah bukan itu. Nanti ada' dan bener nggak jadi (nikah)," ucap Rizky Febian.
Mengetahui perhatian Lina Jubaedah terhadap Sule, Rizky Febian kembali berharap orangtuanya bisa bersatu lagi. Namun tak lama setelah perjumpaan terakhir itu, Lina Jubaedah meninggal dunia.
"Kondisi gue mau konser. 'Tenang yah, masih ada peluang bagi ayah'. Nggak lama Putri video call, mama udah nggak ada," kata Rizky Febian.
Hingga saat ini, Rizky Febian mengaku masih amat marah apabila mengingat kepergian sang ibunda. Apalagi ia menduga kemungkinan ibunya merupakan korban santet.
"Kalau dibilang besar (kemarahan), pasti. Karena seorang anak kehilangan seorang ibu. Apalagi meninggalnya dengan tidak wajar. Sangat marah, kecewa, emosi, merasa tidak terima," katanya.
Kontributor : Neressa Prahastiwi