Suara.com - Aktor kenamaan Indonesia, Reza Rahadian sudah terlibat dalam ratusan proyek akting selama 19 tahun masa kariernya. Mengawali karier sebagai seorang model majalah remaja, ternyata menjadi aktor adalah mimpi dari sang bintang.
Jatuh cinta dengan berakting, bagi Reza Rahadian akting merupakan bagian dari hidupnya. Ia mengaku tak pernah bosan menjalani profesinya di dunia hiburan.
Dari ketekunannya sebagai seorang aktor, Reza Rahadian sudah berhasil menyabet belasan piala penghargaan yang diantaranya piala Aktor Terbaik dan Aktor Pendukung Terbaik yang dinobatkan oleh Festival Film Indonesia.
Lantas bagaimana kisah perjuangan Reza Rahadian mengarungi kehidupannya sebagai pemain peran? Berikut hasil perbincangan Suara.com dengan Reza Rahadian.
Baca Juga: Anya Geraldine Tiba-Tiba Curhat Soal Luka, Ada Apa?
Gimana ceritanya awal mula terjun ke dunia hiburan Tanah Air?
Saya awal mengawali karier 2004, melalui pemilihan model majalah remaja. Tahun 2004 adalah awal saya mencoba masuk dunia entertainment, sudah jelas bahwa saya ingin menjadi aktor. Di usia itu saya ingin memantapkan diri menjadi aktor profesional sehingga batu loncatan yang memungkinkan waktu itu ya itu (majalah remaja), untuk saya bisa bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan kesempatan saya untuk audisi, casting.
Masih ingat proyek akting pertamanya apa?
Sampai pada 2005, itu adalah proyek pertama saya, sinetron judulnya Culunnya Pacarku. Tahun 2007 adalah film pertama saya, judulnya Film Horror, sutradaranya Toto Hoedi, Indika yang memproduksi. Lalu 2009 adalah momentum yang mengubah hidup saya sebagai seorang aktor karena tahun itu rilis lah film yang berjudul Perempuan Berkalun Sorban yang disutradarai Hanung Bramantyo, status saya di situ masih 'Diperkenalkan'.
Jadi saya diperkenalkan di film itu, kemudian disitulah saya mendapatkan Piala Citra pertama saya, 2009 lewat film Perempuan Berkalung Sorban kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik waktu itu.
Baca Juga: Jadi Cameo di Film Buya Hamka, Reza Rahadian Kembali Perankan HOS Tjokroaminoto
Merasa semakin terkenal setelah itu yah?
Iya perjalanan kariernya berubah dari situ, sampai hari ini. Titik balik, betul. Mungkin bukan dikenal ya, karena saya nggak tau definisinya itu mungkin terlalu luas, tapi minimal dapat rekognisi dari industri.
Hambatan yang dilalui sejak awal berkarier?
Ya banyaklah ya, tentunya hambatan yang paling besar adalah mempertahankan, yang paling sulit. Karena meraih itu bisa jadi lebih mudah, tapi mempertahankan kredibilitas, mempertahankan dan terus menaikkan mutu sebagai seorang aktor, terus mau tumbuh dan belajar, itu menurut saya tantangan paling berat, karena kita mudah sekali tergoda oleh suasana nyaman atau zona yang sangat nyaman.
Nah gimana ya kita memecut itu untuk tidak terlalu nyaman pada satu titik sehingga kita lupa bahwa masih ada titik lain yang perlu dicapai.
Kapan saat Reza Rahadian ingin mencoba keluar dari zona nyaman?
Macam-macam, saat ada film yang kemudian tidak mendapatkan respon yang positif, atau penampilan saya yang mengecewakan, macam-macam.
Saat paling membahagiakan dalam berkarier bagi seorang Reza Rahadian?
Saat paling membahagiakan adalah ketika saya tau sebuah film telah menyentuh hati penonton dan penontonnya sangat bahagia menonton filmnya. Wah itu pengalaman batin paling membahagiakan bagi saya sebagai seorang aktor.
Kamu memantau opini penggemar dan penikmat film?
Oh iya dong, pasti dong. Maksudnya itu adalah tugas manajer saya untuk menginformasikan kepada saya, karena mungkin saya nggak terlalu aktif di media sosial, sehingga ketika sebuah film dirilis kan ada review dari media-media, penonton umum, yang paling penting itu juga, tau bagaimana respon penonton umum, oh itu paling membahagiakan dan paling mengkhawatirkan.
Bukan takut, karena itu wajar, saya nggak bisa paksa orang untuk selalu suka tapi ketika ketidaksukaannya menjadi dominan, ya berarti saya nggak mungkin juga saya nggak merasa gagal dalam memerankan tokoh tersebut atau berada di film itu.
Peran dan proyek yang paling berkesan bagi Reza Rahadian?
Banyak tentu lah. Banyak peran yang mengubah jalan hidup saya juga, Habibie & Ainun pasti, itu suatu turning point. My Stupid Boss, itu juga salah satu komedi awal saya yang menurut saya, saya nggak pernah menyentuh genre itu.
Karena saya dianggap aktor yang mungkin terlalu serius atau apa mungkin, saya nggak tau, imagenya drama banget gitu kayaknya, jadi komedi tuh nggak pernah jatuh ke tangan saya gitu. Jadi ketika dipercaya itu oleh Mbak Upi, oleh Falcon, oleh Pak Naveen, Erika, saya pikir 'wow, kesempatan luar biasa, nih'.
Ada rencana pensiun?
Nggak ada, ini (berakting) napas dan hidup saya. Saya nggak tau Tuhan akan mengizinkan saya sampai kapan ada di industri ini, karena saya percaya itu kehendak Yang Maha Kuasa ya, saya nggak bisa prediksi saya akan sampai kapan ada di sini, saya nggak bisa tau apakah saya akan berkarya 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, 20 tahun lagi, atau bahkan mungkin 30, saya nggak tau, itu semua saya serahkan kepada Tuhan.
Yang bisa saya lakukan sekarang adalah terus berusaha yang terbaik, melakukan apapun itu yeng terbaik, yang saya bisa.
Rencana Reza Rahadian untuk go International?
Ya ada beberapa proyek yang saya pernah, mungkin original dengan Thailand, Malaysia, dan lain-lain. Konsep go International sendiri buat saya adalah ketika kita mendapatkan kesempatan berkarya dan karya itu adalah karya kolaboratif dengan negara-negara luar, itu aja. Kalau kesempatan itu datang, alhamdulillah. Kalau ditanya mengejar banget, ambisi ke sana, ya nggak juga sih, saya realistis aja.
Harapan Reza Rahadian untuk kariernya di masa depan?
Harapan saya hanya satu, bahwa film Indonesia terus tumbuh. Saya mau terus berkarya.