Suara.com - Food vlogger Mgdalenaf dirujak warganet usai pengakuannya soal tak dijamu owner restoran viral di Twitter. Dia mengeluh kurang dihargai sebagai food vlogger.
Saat tampil di kanal YouTube Samuel Christ, Mgdalenaf menceritakan bagaimana dia ingin membuat dunia food vlogger Indonesia lebih diakui. Pasalnya dia merasa sering disepelekan dan ditolak sejumlah restoran.
Pemilik nama asli Magdalena Fridawati itu mengaku pernah datang ke sebuah restoran dan menawarkan kerja sama dalam bentuk exposure. Namun pemilik restoran menolak walaupun dia telah menunjukkan jumlah followers yang fantastis.
"Iya tapi ini kan bisnis, saya dikasih apa?" tanya pemilik restoran seperti yang diungkapkan oleh Mgdalenaf.
Baca Juga: Sebut Food Vlogger di Indonesia masih Dipandang Sebelah Mata, YouTuber Ini justru Dirujak Netizen
"Dalam hati, 'Pak ini tuh nilainya tak ternilai, lho.' Kalau misalkan lo disuruh bayar gue, bisa bayar berapa? Gitu kan," lanjutnya.
Menurut pemilik 4,2 juta subscriber di YouTube itu, kejadian seperti ini sudah sering terjadi. Jadi, dia merasa dipandang sebelah mata.
"Aku sering banget dapat cerita begitu, ditolak. Terus pas dapat review restoran, datang, itu kayak dibiarin aja, nggak dijamu," ungkap Mgdalenaf.
"Aku pikir kok kayak nggak ada kelasnya banget ya food vlogger di sini," sambung wanita 29 tersebut.
Alih-alih mendapat simpati, Mgdalenaf justru menerima beragam kritik di Twitter. Banyak yang menudingnya hanya ingin makan gratis dengan modal jumlah followers.
"Kalian kalau makan di warung jangan gini ya," tulis akun @nagacentil yang memviralkan curhatan Mgdalenaf.
"Serius deh. Jadi pengusaha kecil di Indonesia itu berat. Ormas minta duit. LSM minta duit. Ujug-ujug ngaku wartawan datang minta duit. Sekarang nambah lagi influencer minta makan gratis," kritik akun @addxtiv.
"Buat makan, semahal apapun ya bayar. Pamer makanan enak dan mahal itu, harus bermodal (duit bukan jumlah follower) dan jangan ngarep gratis. Kan sendiri yang pilih mau makan apa," tambah akun @ViantyTJP.
Kontributor : Chusnul Chotimah