Suara.com - Aldila Jelita buka-bukaan soal perceraiannya dengan Indra Bekti. Kepada Melaney Ricardo, Aldila mengungkap betapa berat perasaannya saat mengambil keputusan tersebut.
"Waktu mengambil keputusan itu (cerai) sebenarnya berat," ujarnya dikutip dari kanal YouTube Melaney Ricardo, Selasa (28/3/2023).
Sambil bercucuran air mata, Aldila Jelita menyebut perceraian adalah keputusan yang tepat jika melihat kondisi mereka saat ini.
"Menurut sahabat-sahabat aku semua, kalau kita berdua nggak ada yang mengambil keputusan untuk saat ini kita berpisah, takutnya nggak ada yang mau berubah gitu," ujarnya.
Ibu dua anak itu lebih lanjut membeberkan perasannya usai memutuskan untuk berpisah dengan Indra Bekti, pria yang mendampinginya selama 13 tahun.
"Berat ada di rumah yang kita pilih, bangun, numbuhin semangat, berat banget setiap hari, tapi ini yang terbaik dalam doa aku, pengennya ada perubahan untuk diri kita sebenarnya," ungkapnya menahan isak tangis.
Aldila Jelita kemudian menyinggung perkataan orang soal dirinya tega menceraikan Bekti ketika suaminya masih dalam masa pemulihan dari penyakitnya.
"Nggak ada yang tahu, semua orang kan nganggepnya aku jahat, aku gini (tega), mereka nggak tahu apa yang terjadi sebenarnya," ujar Aldila.
"Mereka terserah mau ngomong apa, yang penting aku sama mas Bekti, kita yang jalanin udah fine. Quality kita malah lebih bagus," katanya lagi.
Baca Juga: Menguak Alasan Sebenarnya Aldilla Jelita Bikin Akun Instagram Baru, Begini Respon Indra Bekti
Aldila Jelita merasa perceraiannya dengan Indra Bekti sudah ditakdirkan Tuhan. Ini karena ada beberapa kebetulan selama prosesnya.
"Mas Bekti dikasih cobaan tanggal 28 Desember, pas ulang tahunnya dia. Pas aku mengambil keputusan, itu sidang bukan aku lho yang mau, 13 Maret (ulang tahunnya). Itu Allah kayak ngasih (petunjuk), udah saatnya kamu mengambil keputusan itu," kata Aldila.
Intinya, perempuan asal Malaysia itu merasa dirinya dan Indra Bekti harus berpisah dulu agar bisa berubah menjadi lebih baik. Perceraian mereka diketahui masih dalam proses.
Kontributor : Chusnul Chotimah