Suara.com - Siapa tak kenal dengan Aming. Komedian satu ini kariernya meroket berkat dandanan ala perempuan saat tampil di Extravaganza.
Sukses sebagai komedian, Aming sempat merambah dunia layar lebar. Get Married, Doa Yang Mengancam hingga Quickie Express jadi beberapa judul film yang pernah dibintangi Aming.
Meningkatnya karier Aming berbanding lurus dengan kontroversi yang mulai muncul. Gaya feminim Aming sering mendapat sorotan karena dikaitkan dengan kelainan seksual.
Pernikahan dengan Evelin Nada Anjani di 2016 bahkan sempat membuat Aming dianggap penyuka sesama jenis.
Baca Juga: Tak Ingin Disebut Berubah, Aming Ngaku Keputusannya Hijrah Secara Spontan
Mengingat saat itu, sang DJ masih berpenampilan tomboy seperti laki-laki, sedang Aming tetap dengan gaya feminimnya.
Puncak kontroversi terjadi ketika Aming tak lagi berpasangan dengan Evelin Nada Anjani. Ia benar-benar tampil layaknya perempuan dengan memakai dada palsu.
Namun belakangan, Aming kembali tampil layaknya pria normal. Bahkan ia sempat memamerkan momen ketika berpakaian ala santri pria sembari mengumumkan keputusan hijrah.
Lantas apa yang membuat Aming hijrah dan menanggalkan gaya feminimnya? Ada pertimbangan apa di balik keputusan tersebut?
Berikut, hasil perbincangan dengan Aming.
Baca Juga: Ganti Penampilan hingga Tumbuhkan Jenggot, Aming Mantap Hijrah: Saya Usaha Istiqamah
Kenapa memutuskan hijrah?
Nggak ada momen apa-apa. Kalau saya orangnya kan nggak dramatis, nggak overdramatic. Saya orangnya lempeng saja, tiba-tiba saja.
Terus pemicu awal kamu untuk hijrah apa kalau tidak terjadi apa-apa?
Ya namanya manusia, ladangnya khilaf. Saya pribadi mikirnya ya saya ingin jadi lebih baik saja.
Dari faktor usia juga kah yang mendorong kamu hijrah?
Iya pasti ya, umur makin tua. Makanya mudah-mudahan punya hidup yang lebih berkualitas.
Apa saja yang sudah kamu lakukan setelah hijrah?
Kalau itu lebih ke urusan saya dengan Sang Pencipta ya. Buat saya sendiri saja, nggak perlu diumbar-umbar. Yang penting buat saya pribadi mikirnya lebih ke istiqomah saja, nggak mau banyak diomongin.
Perubahan apa yang mulai kamu rasakan setelah hijrah?
Nggak ada perubahan apa-apa, kan masih proses belajar. Kalau belajar itu kan on going ya, lagi jalan. Jadi ya jangan halu, nggak usah mikir goal, tapi mikir proses.
Perubahan penampilan termasuk bagian dari hijrah?
Nggak. Kalau saya pribadi, mengubah penampilan memang nggak ada indikasi apa-apa.
Terus alasan kamu merubah penampilan apa?
Ya tiba-tiba saja saya pengin potong rambut. Memang anaknya dasarnya spontan saja.
Berarti perubahan penampilan kamu nggak ada kaitannya dengan hijrah ya?
Nggak lah. Takutnya nanti malah orang banyak berekspektasi hanya karena atribut, dan malah kayak tiba-tiba harus baik. Halu saja gitu, namanya manusia kan, bukan malaikat.
Program kamu ke depan setelah hijrah seperti apa?
Ya tetap fokus dan konsisten memperdalam spiritual saja.
Berarti mau mengurangi pekerjaan di dunia keartisan?
Sekarang kayaknya lebih milih lagi kali ya. Dari dulu sebenarnya kerja memang milih, dalam konteks yang bikin nyaman saja gitu. Cuma sekarang bakal lebih fokus ke beberapa proyek saja. Selebihnya mungkin lebih ke kegiatan amal, sosial, silaturahmi, ikut kajian-kajian juga.
Akan lebih selektif dalam memilih lingkungan pertemanan juga kah?
Nggak sih. Memangnya ada yang salah kalau gue gaul sama teman-teman di dunia entertainment? Ada yang salah juga gitu kalau saya gaul dengan orang yang lebih saleh dari saya? Kalau saya mah gaul sama siapa saja, tinggal nanti ambil sisi baiknya dari masing-masing, sesimpel itu.