Suara.com - Sheila Marcia dulu dikenal sebagai salah satu artis yang cukup sering menimbulkan kontroversi. Mulai dari kasus narkoba, hamil di luar nikah dari hubungannya dengan Anji, hingga dugaan punya pasangan sesama jenis.
Namun belakangan, cerita tentang kehidupan Sheila Marcia berubah drastis. Pernikahan dengan Dimas Akira seperti membuka lembaran kisah baru bagi sang artis.
Kini, Sheila Marcia menjalani hari-harinya sebagai warga Pulau Dewata, Bali. Ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengurus anak sebagai ibu rumah tangga.
Sheila Marcia juga masih aktif bekerja di panggung hiburan Tanah Air. Hanya saja, ia lebih sering tampil sebagai disc jockey atau DJ.
Baca Juga: Interview: Lee Jae Wook Bicara Soal Karier, Goal Hingga Fans Indonesia
Lantas seperti apa kisah hidup Sheila Marcia saat ini? Benarkah ia menjalani peran yang tidak mudah karena salah satu anaknya mengalami krisis percaya diri?
Berikut hasil perbincangan dengan Sheila Marcia.
Apa kabar?
Baik, baik banget.
Ada kesibukan apa sekarang?
Baca Juga: Interview: Duka Anya Dwinov Jadi Korban Penipuan Rp 5 Miliar
Yang nomor satu pasti jadi ibu dan istri ya, terus masih nge-DJ juga untuk bantu-bantu suami. Syuting juga masih jalan.
Membagi waktunya bagaimana untuk urusan anak dan pekerjaan?
Ya kalau pas anak lagi banyak banget acara, aku harus tahu. Jadi di bulan itu aku nggak ngambil kerjaan, nggak ke luar kota dulu. Terus misal bulan ini sudah full banget sama kerjaan, bulan depannya aku istirahat, take time sama keluarga. Jadi harus menyempatkan diri.
Kalau lagi ada pekerjaan di luar kota, anak-anak kamu ajak?
Yang paling kecil saja, karena belum sekolah. Kalau yang lain kan pada sekolah. Paling nanti kalau weekend saja sih, aku terbangin ke sini. Mereka kan sudah berani naik pesawat sendiri.
Kemarin habis viral ya gara-gara dance TikTok sama Leticia?
Iya, jadi dia itu makin remaja makin nggak pede. Mungkin karena hormon kali ya, jadi aku ajak bikin video TikTok, terus akhirnya viral. Di situ aku bilang, 'Kan, banyak yang mau lihat Ticia, Ticia cantik'. Dia itu kadang suka, 'Aduh, jangan, aku jelek'. Nanti kalau dia sudah gitu, aku bilang, 'Heh, jangan menghina mama ya. Kamu cantik, enak saja jelek. Orang mama sudah susah-susah ngelahirin, dibilang jelek'.
Leticia punya masalah kepercayaan diri?
Iya, dia anaknya jadi pemalu dan nggak pedean akhir-akhir ini. Makanya aku sebagai ibunya harus ada untuk menyadarkan dia bahwa dia cantik. Bukan mau ngebikin dia jadi over percaya diri, nggak, tapi untuk percaya bahwa diri sendiri itu cantik dan punya nilai untuk nanti di masa depan dia bisa menghargai diri sendiri.
Memangnya yang bikin Leticia nggak pede apa?
Nggak tahu ya, aku pikir sih cuma hormon saja ya, lagi puber. Dia sekarang juga moody, tapi ya it's okay.
Kamu sendiri bagaimana menghadapi anak yang mulai puber?
Ya aku juga terbuka, aku juga menceritakan semuanya ke dia, tapi dengan porsi yang bisa dia terima. Terus kesalahan-kesalahan aku selama remaja juga aku jadikan pembelajaran buat dia. Jadi kalau dia mau bikin kesalahan yang sama, dia sudah tahu resiko apa yang harus dia hadapi.
Aku nggak pernah bilang jangan, tapi aku bikin dia mikir sendiri. Makanya aku ceritain semua tuh, apa yang dulu terjadi sama aku, apa yang aku rasain waktu remaja. Kan biasanya DNA itu nggak jauh-jauh ya, jadi aku pun bisa lebih mengerti dia.
Respon Leticia dengan sikap kamu seperti apa?
Ya so far so good sih, dari yang anaknya tadinya tertutup, sekarang jadi terbuka dan menceritakan hal-hal yang sangat pribadi.
Hal pribadi yang seperti apa contohnya?
Kayak misal, dia sudah mulai suka-sukaan di kelas. Ya aku bilang, kita itu manusia, namanya saling suka ya normal. Tapi pacaran buat apa? Sekarang pacaran buat apa? Nikah kan? Memangnya lo mau punya anak cepat? Makanya aku ceritain yang terjadi sama aku dulu, ketika aku punya anak, aku bahagia.
Tapi banyak hal yang nggak bisa aku raih. Jadi kalau bisa Ticia pacarannya nomor ke sekian saja, kejar karier dulu, sekolah dulu. Dia pun paham itu.
Kamu bilang, Leticia sebelumnya tertutup sama kamu. Pernah ada upaya mau ke psikolog untuk mencari tahu hal itu?
Aku hampir sih mau ke psikolog, karena aku kadang tidak mengerti ini anak kenapa. Kalau dia sudah tantrum aku juga bingung, bahkan sampai nangis juga karena nggak tahu bagaimana cara nenangin dia. Cuma lama-lama akhirnya aku belajar untuk menempatkan diri bagaimana rasanya jadi dia, aku coba untuk masuk ke diri dia dan akhirnya sekarang bisa
Kamu khawatir nggak sih apa yang dulu terjadi sama kamu bakal dialami Leticia?
Pasti. Cuma kalau terlalu khawatir juga nggak boleh. Ya anakku memang anakku, cuma kan anakku tetap titipan Tuhan. Jadi kalau itu aku serahkan ke Tuhan, rasanya lebih baik untuk menjaga Leticia