Suara.com - Wulan Guritno dikenal sebagai salah satu artis dengan citra seksi. Pose-posenya di media sosial tak jarang membuat kaum adam gagal fokus.
Namun baru-baru ini, citra seksi Wulan Guritno menuai kontroversi. Ia kedapatan membagikan foto pose vulgar dengan tulisan Open BO terpampang di media sosial.
Setelah ditelusuri, foto itu ternyata bagian dari promosi karya terbaru Wulan Guritno. Di mana ia memerankan sosok wanita panggilan untuk kaum borjuis.
Meski sebatas pekerjaan, keputusan Wulan Guritno mengambil peran sebagai wanita panggilan tetap mendapat sorotan tajam. Apalagi, ia diminta memainkan banyak adegan panas lewat karakter tersebut.
Baca Juga: Interview: Perjalanan Karier Jaja Miharja, Dibayar Rp 1 Hingga Asal Usul Jargon 'Apaan Tuh'
![Wulan Guritno [Adiyoga Priyambodo/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/01/25/60325-wulan-guritno.jpg)
Lantas, seperti apa pendapat Wulan Guritno tentang kontroversi perannya sebagai wanita panggilan? Kenapa ibu Shalom Razade mau mengambil tawaran memainkan peran itu?
Berikut hasil wawancara dengan Wulan Guritno:
Awal mula dapat tawaran jadi wanita panggilan seperti apa?
Ya biasa, nggak kaget. Kan nggak lihat dari judul, saya lihat dari ceritanya.
Bagian cerita mana yang bikin tertarik?
Baca Juga: Interview: Cerita Elly Sugigi Dilabrak Cowok Gay hingga Ceraikan Suami
Tokoh yang aku perankan ini aku belum pernah memerankan. Jadi ada seorang ibu yang harus survive, terus dia punya profesi yang lain, menjual dirinya. Aku kan sebagai perempuan juga bertanya-tanya, kenapa harus seperti itu.
Peran ini kan menuntut kamu untuk beradegan panas juga, tidak ada masalah dengan itu?
Apa yang kalian lihat itu kan bahasa gambar. Film itu dibuat dengan berbagai trik, jadi apa yang dilihat belum tentu apa yang dilakukan
Berarti kamu tidak butuh pemeran pengganti ya untuk adegan panas?
Nggak pakai, kan tidak ada yang benar-benar melakukan adegan itu. Semua trik kamera.
![Wulan Guritno di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (25/1/2023) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/01/25/75310-wulan-guritno-di-kawasan-thamrin-jakarta-rabu-2512023-suaracomadiyoga-priyambodo.jpg)
Tapi kamu tetap butuh persiapan juga dong untuk memainkan adegan itu?
Oh, iya. Karena itu trik kamera, jadi malah sulit.
Seperti apa kesulitannya selama syuting?
Jujur, waktu melakukan itu ngakak. Apalagi adegan itu dilakuin sama Winky, yang memang teman dekat. Kan kami tidak melakukan semua itu, benar-benar cuma trik, jadi kami banyak koreo, akrobat. Kan harus tetap terlihat real untuk menggambarkan adegan itu. Jadinya kami malah ketawa, karena puyeng.
Adegan semua pakai trik, kalau untuk pendalaman karakter sebagai wanita panggilan sendiri bagaimana?
Kebetulan untuk ini aku nggak riset secara langsung. Sudah aware bahwa itu akan terjadi di sekitar kita. Jadi saya bisa merasa, melihat dan bagaimana mereka sebagai sesama manusia. Kan itu sebuah rasa ya, misal ada yang secara gamblang open BO, ada yang merahasiakan, itu kan akan kelihatan gerak geriknya. Aku belajar dari situ saja.
Setelah dapat peran semacam ini, pandangan kamu tentang praktek open BO itu seperti apa?
Open BO itu bukan sesuatu yang tabu ya. Kayak sudah biasa gitu di sekitar kita. Tanpa disangka-sangka, banyak yang open BO.
Kamu pribadi termasuk golongan yang menentang praktik prostitusi?
Ya aku nggak membenarkan, tapi juga nggak mendiskriminasikan orang-orang yang memilih untuk open BO sih, karena itu pilihan dia. Nggak ada hak kita untuk menghakimi. Misalnya kayak, memangnya tidak ada cara lain, pilihan lain untuk bertahan hidup? Ya siapa tahu kondisinya seperti tokoh yang aku perankan gitu. Banyak tuntutan, ada anak yang mesti disokong, ada kebutuhan, ada urusan yang lain lagi. Ya manusia itu beragam lah, ada pilihannya masing-masing.
![Wulan Guritno di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (25/1/2023) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/01/25/73192-wulan-guritno-di-kawasan-thamrin-jakarta-rabu-2512023-suaracomadiyoga-priyambodo.jpg)
Bicara soal penghakiman, ke depannya kan bisa menimpa kamu juga gara-gara peran ini. Kamu sudah siap?
Ya kalau dikait-kaitkan gitu pasti akan selalu ada. Malah kayaknya semua yang main, pada saat berhasil akan dikaitkan seperti itu. Berarti ya ada sebuah keberhasilan dalam memerankan peran tersebut.
Tidak ada kekhawatiran citra kamu ikut jadi buruk gara-gara peran wanita panggilan?
Ya mereka harusnya tahu lah kalau ini sebuah peran. Penggambaran akan suatu cerita dan kisah, sebuah proses berkesenian dengan tokoh-tokohnya. Kayaknya sudah pintar lah masyarakat yang menonton.
Pasangan terganggu tidak dengan peran kamu yang seperti ini?
Nggak lah.