Di keluarganya membeli sesuatu tidak sesederhana membeli roti. Membeli kemewahan, hanya sesekali saja untuknya. Termasuk membeli tas tersebut adalah salah satu kemewahan untuknya.

6. Zoe menambahkan jika untuk orang lain mungkin tas seharga USD 80 atau sekitar Rp1,2 juta bukanlah kemewahan. Namun hal ini berbanding terbalik dengan keluarganya. Untuk Zoe dan keluarga, jumlah uang untuk membeli tas itu cukup banyak.
"Untuk kamu tas (seharga) $80 mungkin bukan kemewahan. Untuk saya dan keluarga, itu sangat banyak. Dan saya sangat bersyukur saat ayah saya mendapatkannya untuk saya satu katanya," ungkapnya.

7. Zoe bercerita sang ayah butuh kerja keras untuk membelikan tas tersebut. Dia sangat bersyukur saat ayahnya bisa membelikannya satu untuknya.
"Dia bekerja keras untuk dapatkan uang itu. Saya tidak percaya, dapatkan komen dari tas yang sangat excited untuk miliknya," ungkap Zoe.

8. Pengalaman Zoe tersebut mengetuk pintu hati banyak pihak, tak terkecuali bagi pemilik jenama yang fokus merilis tas, sepatu hingga aksesoris itu. Melansir Mothership, Zoe dan ayahnya diundang oleh perusahaan Charles & Keith untuk makan dan bertemu dengan pada pendiri perusahaan tersebut. Mereka bahkan diundang untuk mengunjungi kantor pusat di Singapura.
Tak hanya Charles & Keith, Zoe dan keluarganya bahkan mendapat voucher makan di sebuah toko ramen terkenal di Singapura. Pemilik kedai tersebut merasa tersentuh saat melihat video dari Zoe yang terlihat dewasa.

Demikian fakta Zoe, gadis remaja yang jadi korban bully setelah menyebut Charles & Keith sebagai barang mewah.
Baca Juga: Melawan Cyberbullying: Tips Anak-anak dan Orang Tua Melindungi Diri Sendiri