Warga pun sempat mengarak keduanya ke rumah RT setempat untuk dipertemukan di hadapan sang istri dan pihak keluarga lainnya.
Saat itulah, si suami diminta mengakui perbuatannya yang telah membuat istrinya marah dan sangat kecewa.
"Kemudian, tergugat dan ibu kandung penggugat (mertua tergugat) digelandang atau diarak bersama-sama oleh warga ke kediaman RT. Lalu, mereka dihadapan penggugat dan keluarga lainnya membuat perjanjian tertulis bahwa tergugat mengakui perbuatannya tersebut," jelas keterangan dalam surat perceraian mereka.
Setelahnya, si perempuan memilih untuk menggugat cerai sang suami.