Suara.com - Aktor Teguh Julianto cukup populer di tahun 1990-an, dan kerap membintangi film layar lebar yang ditonton untuk usia 18+. Namun namanya sempat menghilang karena memilih hijrah ke Bali dan berbisnis sepatu.
Apalagi dunia film di Indonesia sempat mati suri dan membuat Teguh Julianto kehilangan pekerjaan. Aktor 54 tahun ini juga merasa, dunia akting tidak bisa mejamin masa depannya.
"Saya sadar betul kalau hasil dari berakting tidak bisa menjadi sandaran masa depan, makanya saya bersama keluarga sepakat untuk bisnis sepatu di Bali," ujar Teguh Julianto, saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Namun lama kelamaan, Teguh Julianto rupanya kangen dengan suasana syuting. Sejak sekitar dua tahun lalu, Teguh pun memutuskan untuk kembali berakting.
Baca Juga: Sinopsis JUNG_E, Film Sci-Fi Baru yang Bakal Tayang di Bulan Depan
Meski dari wajahnya sudah tidak terlihat muda lagi, tetapi aura serta karisma bintang film Si Manis Jembatan Ancol ini tak pernah pudar. Ia pun tak kesulitan untuk menndapatkan peran di sejumalh sinetron.
"Kangen akting apalagi kalau melihat Anjasmara dan Dian Nitami di TV, kebetulan saya sudah pisah dengan istri dan anak-anak sudah dewasa. Maka saya putuskan untuk kembali dunia film di Jakarta," kata Teguh Julianto.
Saat ini Teguh Julianto tengah membintangi sejumlah sinetron atau series seperti Mantan Tapi Menikah. Yang terbaru, Teguh membintangi film layar lebar Uti Deng Keke.
Teguh Julianto mengaku sangat senang kembali berperan di film layar lebar. Apalagi di situ ia main bareng nama-nama besar seperti Roy Marten, Mongol Stress, Gerry Iskak, Rency Milano dan lainnya. Namun yang paling penting, film ini mengangkat tema tentang toleransi.
"Senang ternyata saya masih diterima di film, sebagai pemanasan kembalinya saya ke layar lebar, saya main film Uti Deng Keke. Peran saya memang kecil, tapi karena filmnya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya bertoleransi, saya mau terlibat di film ini," imbuh bintang film Misteri di Malam Pengantin (1993) ini.
Baca Juga: Bertema Toleransi, Film Uti Deng Keke Diharapkan Segera Diputar di Kota-Kota Besar
Teguh Julianto pun merasa bersemangat dan tertantang untuk menyampaikan cerita yang menarik ini kepada masyarakat Indonesia, khususnya kaum milenial.
"Cerita Uti Deng Keke kenapa menarik? Karena film ini banyak pencerahan kepada generasi muda tentang pentingnya cinta kepada negara, khususnya NKRI dan pentingnya hidup bertoleransi," tutur Teguh Julianto.